Analisis Regresi dengan Variabel Mediator
Hanif Akhtar
Dalam analisis regresi, terkadang peneliti menemukan adanya hubungan tidak langsung antara satu variabel dengan variabel lain. Terdapat satu variabel yang memperantarai keduanya. Variabel perantara inilah yang disebut mediator atau intervening. Baron dan Kenny (1986) menyebut suatu variabel disebut mediator jika variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel prediktor (independen) dan kriterion (dependen). Model mediasi memiliki hipotesis bahwa variabel independen mempengaruhi variabel mediator, yang pada gilirannya mempengaruhi variabel dependen. Mediasi sempurna (perfect mediation) terjadi ketika tidak adanya efek variabel independen ke dependen ketika variabel mediator dimasukan dalam persamaan. Namun jika efek variabel independen ke dependen menurun namun tidak sama dengan nol dengan memasukan mediator, maka terjadi mediasi parsial.
Pengaruh Adanya Outliers terhadap Analisis Statistik
Hanif Akhtar
Seringkali kita merasa gagal sebagai peneliti ketika
hasil analisis statistik kita ternyata tidak sesuai dengan hipotesis kita atau
hasil uji statistik kita tidak signifikan. Menanggapi kemungkinan buruk tersebut,
kita seharusnya tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bahwa hipotesis kita
tidak terbukti. Kita harus mencari tahu terlebih dahulu apakah analisis yang
kita gunakan sudah tepat, atau data yang kita gunakan sudah benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan. Salah satu penyebab kacaunya hasil analisis statistik
kita adalah karena adanya data outliers.
Cara Mengatasi Data Berdistribusi Tidak Normal
Hanif Akhtar
Ketika kita hendak melakukan analisis statistik parametrik, seperti melakukan uji korelasi product moment, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah distribusi data kita normal. Oleh karena itu sebelum melakukan analisis statistik parametrik, terlebih dahulu kita harus melihat apakah data kita terdistribusi normal atau tidak. Bagaimana cara untuk melihat data kita normal atau tidak? Berikut akan diberikan contoh penelitian fiktif tentang “Hubungan antara IQ dengan prestasi”. Data fiktif dapat didownload di sini
Review Buku Piece of Mind: Mengaktifkan Kekuatan Pikiran Bawah Sadar untuk mencapai Tujuan
Hanif Akhtar
Tulisan ini sebenarnya merupakan tugas mata kuliah Psikologi Positif, yaitu untuk mereview satu buku yaitu buku Piece of Mind karya Sandy McGregor. Berhubung tugas ini sudah dikumpulkan dan nilai sudah keluar, dan sayang sekali kalau hanya dosen pengampu mata kuliah saja yang membacanya, maka saya copykan tulisan di sini saja, siapa tahu bisa lebih bermanfaat.
Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan MPLUS
Hanif Akhtar
Tulisan sebelumnya telah membahas teknik analisis faktor konfirmatori / Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan menggunakan software LISREL dan AMOS. Tulisan ini akan menyajikan cara analisis faktor konfirmatori dengan menggunakan software MPLUS. MPLUS merupakan software analisis yang memiliki banyak fungsi. Dia bisa menganalisis banyak hal yang terkait dengan statistik pemodelan, misalnya SEM, IRT, Multilevel atau Analisis Kelas Laten. Hampir sama seperti LISREL, MPLUS banyak menggunakan syntax dibandingkan visual dan “klik”, sehingga pengetahuan dasar mengenai kode-kode dalam MPLUS diperlukan. Meskipun demikian, dengan syntax ini pengguna dapat menghemat waktu dalam menganalisis.
Kepribadian Sehat Model Rogers: Orang yang Berfungsi Sepenuhnya (Review Buku Psikologi Pertumbuhan)
Hanif Akhtar
Tulisan ini sebenarnya merupakan tugas mata kuliah Psikologi Positif, yaitu untuk mereview salah satu chapter dalam buku Psikologi Pertumbuhan karya Duane Schultz (1991). Berhubung tugas ini sudah dikumpulkan dan nilai sudah keluar, dan sayang sekali kalau hanya dosen pengampu mata kuliah saja yang membacanya, maka saya copykan tulisan di sini saja, siapa tahu bisa lebih bermanfaat.
Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan AMOS (Part 2)
Hanif Akhtar
Menilai Ketepatan Model
Tujuan utama dilakukannya analisis faktor konfirmatori adalah untuk menguji model, sehingga bagian terpenting dalam analisis ini adalah estimasi Goodness of fit statistics.Kriteria ketepatan model sudah dijelaskan dalam tulisan sebelumnya pada bagian analisis faktor konfirmatori dengan LISREL, di bagian ini akan saya copy paste lagi. Untuk melihat output kita, klik view – text output. Kemudian pilih bagian model fit, maka kita akan melihat output seperti ini.
Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan AMOS (Part 1)
Hanif Akhtar
Tulisan sebelumnya telah membahas teknik analisis faktor konfirmatori / Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan menggunakan software LISREL. Tulisan ini akan menyajikan cara analisis faktor konfirmatori dengan menggunakan software AMOS. AMOS sendiri adalah singkatan dari Analisis of Moment Structures yang digunakan sebagai pendekatan umum analisis data dalam Model Persamaan Struktural. AMOS sendiri merupakan salah satu software berbayar yang menjadi pelengkap SPSS dalam melakukan analisis struktural. Berbeda dengan LISREL yang banyak menggunakan script, AMOS lebih mudah dipahami oleh orang awam karena penggunaan software yang berbasiskan grafik. Dengan demikian pengguna dapat dengan leluasa menggambar model sesuai dengan yang dihipotesiskan. Namun bagi sebagian orang tentu proses menggambar ini lebih memakan waktu jika dibandingkan dengan menuliskan script.
Kepribadian Sehat Model Allport: Orang yang Matang (Review Buku Psikologi Pertumbuhan)
Hanif Akhtar
Tulisan ini sebenarnya merupakan tugas mata kuliah Psikologi Positif, yaitu untuk mereview salah satu chapter dalam buku Psikologi Pertumbuhan karya Duane Schultz (1991). Berhubung tugas ini sudah dikumpulkan dan nilai sudah keluar, dan sayang sekali kalau hanya dosen pengampu mata kuliah saja yang membacanya, maka saya copykan tulisan di sini saja, siapa tahu bisa lebih bermanfaat.
Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan LISREL (Part 2)
Hanif Akhtar
Tulisan ini merupakan kelanjutan dari Part 1 yang sudah banyak memberikan panduan untuk melakukan input dan mulai mengnalisis data. Bagian ini akan banyak memberikan panduan dalam membaca output dan interpretasinya.
Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan LISREL (Part 1)
Hanif Akhtar
Seiring berkembangnya teknik analisis dengan SEM, semakin berkembang pula model-model pengukuran. Pada dasarnya, SEM menggabungkan antara model pengukuran dan model struktural untuk melihat hubungan antar variabel. Pengujian model dengan Confirmatory Factor Analysis (analisis faktor konfirmatori) hanya dilakukan untuk mengetahui model pengukuran dan bukan untuk megetahui hubungan antar variabel laten (Byrne, 1998). Tujuan CFA adalah untuk mengidentifikasi model yang tepat yang menjelaskan hubungan antara seperangkat item-item dengan konstrak yang diukur oleh item tersebut. Model pengukuran memiliki ketepatan model yang baik ketika item-item yang dilibatkan mampu menjadi indikator dari konstrak yang diukur yang dibuktikan dengan nilai eror pengukuran yang rendah dan loading factor komponen yang tinggi. Model ini diperoleh berdasarkan kajian teoritis yang sudah kuat. Berbeda dengan Exploratory Factor Analysis (EFA) dimana peneliti ingin melihat jumlah faktor dari data empiris yang diperoleh, CFA justru sudah menetapkan jumlah faktor dari kajian teoritis, sehingga tujuan analisis hanyalah untuk konfirmasi apakah model pengukuran yang diajukan sesuai dengan data.
Perbedaan Adaptasi, Modifikasi, dan Konstruksi Skala
Hanif Akhtar
Ada tiga istilah yang sering kita dengar dalam proses
penyusunan skala, yakni adaptasi, modifikasi, dan konstruksi. Beberapa orang sering
menganggap sama arti dari ketiga istilah ini, sedangkan beberapa menganggap berbeda
namun dengan pengertian yang masih tidak jelas. Beberapa literatur dalam bahasa
Indonesia juga sedikit sekali yang membahas ketiga istilah ini. Beberapa
dosen ada yang cukup strict dengan penggunaan istilah ini, maka bersiap-siap saja
kena tegur saat ujian jika kita mengatakan adaptasi skala tapi kita menambahkan
item-item buatan kita sendiri.
Icip-icip Belajar Coding R di DataCamp
Hanif Akhtar
Bagi yang belum berkenalan dengan R, silakan berkenalan
dulu di sini. Secara ringkas,
R ini adalah salah satu software olah data open
source. Meskipun gratis, R cukup powerful dan berkembang cukup pesat di
kalangan pegiat olad data. Beberapa ahli masih terus bergotong-royong mengembangkan
package dalam R hingga saat ini. Meskipun demikian, R mungkin masih nampak asing
bagi kita yang sudah terbiasa dengan SPSS karena bahasa yang digunakan lebih
banyak menggunakan bahasa pemrograman, tidak seperti SPSS yang tinggal klik. Namun,
tenang saja, banyak script R ini tersebar di internet, jadi kita tidak perlu
lagi membuat sendiri, tinggal cari saja di google apa kebutuhan kita.
Diskusi Seputar Try Out Terpakai
Hanif Akhtar
Permasalahan
try out terpakai atau uji coba terpakai memang masih menjadi perdebatan dalam
metodologi penelitian, terutama di bidang ilmu sosial. Apa itu sebenarnya try
out terpakai? Sebelumnya, mari kita refresh sejenak terkait dengan
langkah-langkah pokok dalam penelitian. Secara garis besar, semua penelitian
ilmu sosial akan melalui tahapan ini: 1) identifikasi masalah, 2) menyusun
landasan teori dan hipotesis, 3) menentukan variabel, 4) menyusun instrumen
penelitian, 5) sampling, 6) pengambilan data, 7) analisis data, dan 8) menulis
laporan.
Mengubah Skor ke Bentuk Skor Standar (Z-Score) dan Skor Terstandar T (T-Score) di SPSS
Hanif Akhtar
Skor standar (standard-scores)
adalah skor mentah yang telah diubah menjadi bentuk lain berdasarkan
penyimpangannya dari harga mean dan dinyatakan dalam satuan deviasi standar
yang (Azwar, 2015). Skor standar dinyatakan dalam Z-Score dengan distribusi skor baru yang memiliki
mean sama dengan 0 dan deviasi standar sama dengan 1. Apa
kegunaan dari Z score ini? Dalam skoring, penggunaan z-score ini berguna bila
jumlah item antara satu aspek dengan aspek yang lain tidak sama, padahal secara
teoritis aspek tersebut memiliki bobot yang sama besar. Z score juga berperan
jika kita hendak membandingkan prestasi dua kelompok yang diberikan tes dengan
jumlah item berbeda. Semisal si A mampu mengerjakan 8 soal dari 10 soal yang
diberikan, sedangkan si B mampu mengerjakan 8 soal dari 20 soal yang diberikan.
Meskipun skor mentah keduanya sama-sama 8, tapi karena jumlah item tersebut
berbeda, maka perbandingan dengan skor mentah saja tidak dapat dilakukan. Oleh karena
itu diperlukan transformasi ke bentuk z-score.
Berapa Jumlah Rater dan Nilai Minimal yang Dapat Diterima pada Uji Validitas Isi?
Hanif Akhtar
Salah satu prosedur utama yang digunakan dalam validasi
sebuah alat ukur adalah dengan cara validitas isi. Validitas isi ini dilakukan
sejak awal penyusunan tes, bukan setelah tes selesai dirancang. Validitas isi
terkait dengan apakah item-item dalam tes layak mewakili komponen dari kawasan
isi materi yang diukur atau sejauh mana item tersebut sesuai dengan indikator keperilakuan dari
atribut yang diukur (Azwar, 2012). Layak tidaknya suatu item ditentukan oleh
hasil penilaian (judgement) yang dilakukan oleh ahli/rater berdasarkan logic.
Judgement ini dapat ditingkatkan objektivitasnya jika dilakukan oleh banyak
orang.
Pedoman Memilih Teknik Analisis Statistik berdasarkan Jenis Data dan Hipotesis
Hanif Akhtar
Pada tulisan sebelumnya telah dijelaskan jenis-jenis analisis statistik, yakni ada analisis statistik
deskriptif dan inferensial. Statistik inferensial sendiri terdiri atas dua
jenis, yakni parametris dan non-parametris. Tulisan sebelumnya juga telah membahas mengenai jenis-jenis data dalam
penelitian kuantitatif. Meskipun semuanya berwujud angka, namun jenis data yang
berbeda membawa konsekuensi yang berbeda pula terkait bagaimana kita
memperlakukan data tersebut.
Uji Normalitas dengan R
Hanif Akhtar
Hampir semua analisis statistika parametrik memiliki
asumsi normalitas. Jadi sebelum dilakukan analisis statistik, seperti analisis
korelasi, regresi, t-test, atau anova, terlebih dahulu harus diuji apakah data
kita normal atau tidak. Uji Normalitas dilakukan untuk memastikan data yang
telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Pada
dasarnya distribusi normal merupakan suatu distribusi yang menunjukkan sebaran
data yang seimbang yang sebagian besar data adalah mendekati nilai mean. Kalau
digambarkan dengan histrogram, akan menyerupai bentuk lonceng. Ada beberapa
cara untuk menguji normalitas data, baik itu dengan visual maupun dengan
analisis statistik seperti shapiro-wilk dan kolmogorov-smirnov.
Analisis Regresi Tunggal dan Berganda dengan R
Hanif Akhtar
Koefien korelasi hanya mampu menggambarkan kuat lemahnya
hubungan dua variabel, namun tidak mampu menjelaskan hubungan sebab akibat.
Analisis regresi mempelajari bentuk hubungan antara satu atau lebih variabel
bebas (X) dengan satu variabel tergantung (Y). Oleh karena itu, secara umum
dapat dikatakan analisis regresi merupakan kelanjutan dari analisis korelasi
karena dapat menentukan daya prediksi perubahan variabel Y akibat perubahan
variabel X.
Analisis Korelasi dengan R
Hanif Akhtar
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan linear antara dua
variabel yang dinyatakan dalam koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah
nilai yang menunjukan kuat/tidaknya hubungan linier antar dua variabel.
Koefisien korelasi biasa dilambangkan dengan huruf r dimana nilai r dapat
bervariasi dari -1 sampai +1. Nilai r yang mendekati -1 atau +1 menunjukan
hubungan yang kuat antara dua variabel tersebut dan nilai r yang mendekati 0
mengindikasikan lemahnya hubungan antara dua variabel tersebut. Koefisien
korelasi bisa menjadi positif maupun negatif. Nilai koefisien yang positif
berarti hubungan kedua variabel tersebut berbanding lurus, artinya peningkatan
variabel X bersamaan dengan peningkatan variabel Y. Sedangkan nilai koefisien
yang negatif berarti hubungan kedua variabel tersebut berbanding terbalik. Peningkatan
variabel X bersamaan dengan penurunan variabel Y.
Menghitung Statistika Deskriptif pada R
Hanif Akhtar
Tulisan ini akan membahas beberapa analisis statistik dasar
yang dapat digunakan dalam RStudio, seperti analisis deskriptif dari data yang
kita miliki. Pada tulisan sebelumnya
kita telah mempelajari bagaimana cara mengimpor data dari file CVS, excel, dan
SPSS. Data yang telah kita impor tersebut kita gunakan untuk analisis
selanjutnya. Untuk memanggil kembali data kita, ketikkan kembali script setwd("C:/Users/Hanif/Google Drive/BLOGSPOT/UNTUK DIDOWNLOAD") dan perilakucsv<-read.csv("perilaku merokok.csv",header=TRUE,sep = ";") lalu kita run. Maka akan muncul data perilakucsv. Script silakan disesuaikan dengan nama file anda dan tempat menyimpan file tersebut. Jangan lupa untuk mengubah tanda back-slash (\) menjadi tanda slash (/) untuk menunjukkan lokasi file. Data ini yang akan kita gunakan di analisis selanjutnya. Data dapat didownload di sini
Melihat struktur
data kita
Untuk melihat struktur data kita dan variabel apa saja
yang ada di data kita, kita bisa mengetikkan script str(file). Sebagai contoh, pada file
tersebut kita bisa mengetik str(perilakucsv), lalu tekan run atau ctrl+enter. Maka akan muncul tampilan di console tekan run atau
ctrl+enter. Maka akan muncul tampilan di console nama variabel beserta jenisnya
apakah itu factor atau angka.
Melihat Data Awal
dan Akhir
Kita juga dapat meilhat data teratas dan terbawah. Untuk melihat
data teratas, ketik script head(nama file). Sebagai contoh untuk data di atas,
ketik head(perilakucsv), lalu run. Maka akan keluar enam data paling atas kita. Sedangkan untuk
melihat enam data paling akhir, ketikan script tail(perilakucsv),
lalu tekan run.
Melihat Rangkuman
Statistik Data
Untuk melihat rangkuman statistik data kita, ketik summary(perilakucsv) pada script editor, lalu tekan run atau ctrl+enter. Maka
akan muncul rangkuman statistik masing-masing variabel data kita mulai dari
min, max, mean, median, dan mean. Jika kita menghendaki haya variabel tertentu
yang ditampilkan rangkuman statistiknya, maka beri tanda dolar ($) diikuti nama
variabel. Misal untuk melihat rangkuman statistik variabel perilaku ketik summary(perilakucsv$PERILAKU), lalu run.
Melihat Standar Deviasi
Untuk melihat standar deviasi salah satu variabel kita,
ketikan sd(variabel). Misal kita ingin melihat standar deviasi variabel
perilaku, maka ketik sd(perilakucsv$PERILAKU), lalu klik run.
Melihat Frekuensi
dan Persentase Data Kategorikal
Terkadang kita membutuhkan data frekuensi dan persentase
dari data kategorikal kita. Misalkan berapa persen subjek tinggal di desa A,
berapa persen subjek tinggal di desa B. Untuk melihat jumlah frekuensi dan
membuat tabel baru dengan data tersebut, kita bisa memakai script table(nama file)->nama baru. Misalkan kita akan melihat
frekuensi alamat subjek dan membuat tabel baru dengan nama f.alamat, maka kita
ketik script table(perilakucsv$Alamat)->f.alamat, lalu
tekan run. Maka di environment kita
sudah ada value baru yaitu f.alamat. kemudian untuk melihat isi f.alamat, ketik
f.alamat lalu run. Maka akan muncul frekuensi dari alamat, yakni purbonegaran 64
dan terban 40. Untuk melihat presentase alamat tersebut, kita dapat menggunakan
scrip prop.table(f.alamat), lalu run. Maka akan muncul purbonegaran 61,9%
dan terban 38,1%.
Mengimpor Data dari CSV, Excel, dan SPSS ke RStudio
Hanif Akhtar
Salah satu kelebihan R adalah kita dapat menggunakan data
dari berbagai macam sumber, seperti SPSS, Excel, CSV, SAS, atau STATA. Tulisan
ini akan membahas cara mengimpor data dari CSV, Excel, dan SPSS.
CARA PERTAMA
Memilih File
Setelah kita mengeset
working directory kita, kita dapat memilih file yang akan kita impor dengan
cara mengetik script di console file.choose(), lalu tekan
enter. Kita akan diarahkan ke folder yang telah kita set sebagai working
directory kita sebelumnya. Kemudian pilih file yang akan kita impor, lalu klik open. Misalkan pada latihan ini saya
akan mengimpor file “perilaku merokok.csv”, maka saya pilih file tersebut lalu
saya klik open. Data ini yang akan kita gunakan di analisis selanjutnya. Data dapat didownload di sini
Mengimpor Data
dari file CSV
Setelah kita memilih file yang akan kita impor, langkah
selanjutnya adalah memerintahkan R agar membaca file kita tersebut dan
menampilkannya sebagai data di Environment kita. Caranya adalah ketik script nama
data kita<-read.csv(file="nama file.csv",
header=TRUE, sep=";"). Jadi jika kita ingin mengimpor file
“perilaku merokok.csv” dan menampilkannya sebagai data dengan nama “perilakucsv”,
maka kita ketik scripnya perilakucsv<-read.csv(file="perilaku
merokok.csv", header=TRUE, sep=";"). Untuk header silakan diubah menjadi FALSE jika memang data kita tidak
memiliki header, dan sep silakan
diubah menjadi “,” jika pemisah data kita adalah koma. Setelah mengetik script tersebut silakan tekan enter dan akan
muncul data baru di enviromnet kita.
Untuk meilhat data yang barusan kita impor dapat
diketikan scrip View(perilakucsv) atau bisa juga dengan
mengkik data yang ada di enviromnet di kotak kanan atas.
Mengimpor Data
dari File Excel
Untuk dapat mengimpor file dari excel, kita harus
mengaktifkan library (readxl) terlebih
dahulu. Caranya dengan menulis script berikut library(readxl). Jika library belum bisa
diaktifkan, kemungkinan besar kita belum menginstall packages libraru tersebut.
Untuk dapat mengintal packages readxl tuliskan script install.packages(“readxl”).
Baru setelah itu kita aktifkan library(readxl).
Untuk mengimpor file dari laptop kita ke R ketik script nama data baru<-read_excel(“nama file”). Jadi sebagai
contoh jika kita ingin mengimpor file “perilaku merokok excel.slsx” dan ingin
membuat data “perilakuxl” maka kita buat script perilakuxl<-read_excel(“perilaku
merokok excel.xlsx”). untuk melihat data kita, tuliskan View(perilakuxl).
Mengimpor Data
dari File SPSS
Untuk dapat mengimpor file dari SPSS, kita harus
mengaktifkan library (foreign) terlebih
dahulu. Caranya dengan menulis script berikut library(foreign). Jika library belum bisa
diaktifkan, kemungkinan besar kita belum menginstall packages libraru tersebut.
Untuk dapat mengintal packages foreign tuliskan script install.packages(“foreign”).
Baru setelah itu kita aktifkan library(foreign).
Untuk mengimpor file dari laptop kita ke R ketik script nama data baru<-read.excel(“nama file”, to.data.frame=TRUE). Jadi
sebagai contoh jika kita ingin mengimpor file “perilaku merokok spss.slsx” dan
ingin membuat data “perilakuspss” maka kita buat script perilakuspss<-read.spss(“perilaku
merokok spss.sav”, to.data.frame=TRUE). untuk melihat data kita,
tuliskan View(perilakuspss).
CARA KEDUA
Cara kedua untuk impor dataset ke R adalah dengan menu
yang sudah tersedia di R Studio. Menu itu bisa dipilih di kotak kanan atas,
klik import dataset, kemudian pilih
file apa yang hendak kita masukan. Jika sudah, silakan browse dan pilih di folder mana kita meletakkan file tersebut. Untuk
dapat mengimpor dengan menu ini juga diperlukan packages, namun jika kita belum
memiliki maka R Stusio akan secara otomatis mendownload di CRAN dan
mengintallnya. Pastikan laptop kita terkoneksi dengan internet. Khusus untuk
file CSV, kita harus memperhatikan format data kita, apakah pemisahnya
menggunakan koma atau titik koma (semicolon). Jika menggunakan titik koma, maka
pada tab delimiter, silakan ganti
dengan semicolon. Cara kedua ini lebih mudah dan lebih praktis digunakan untuk
yang belum terbiasa menuliskan script.
Mengenal Tampilan dan Menginstall Packages Dasar RStudio
Hanif Akhtar
R studio merupakan program open source yang digunakan untuk melengkapi R Statistics. Dengan adanya
R Studio, tampilan akan lebih menarik dan lebih memudahkan karena R Studio
mampu memberikan instruksi-instruksi terkait penulisan script atau kesalahan penulisan script. Untuk menginstal R Studio sudah dijelaskan di tulisan sebelumnya.
Tulisan ini akan memberikan pengenalan tampilan dalam R Studio berserta
masing-masing fungsinya serta bagaimana menginstall packages ke dalam R Studio.
Tampilan R Studio
Secara umum, tampilan R Studio akan terbagi menjadi empat
kotak, yakni: 1) Script editor, 2) Console editor, 3) Workspace dan History, 4)
Files, Plot, Packages, dan help. Jika kita pertama kali menginstall R Studio
biasanya kotak Script editor belum muncul. Untuk memunculkan script editor kita
klik file – new file – R Script.
Script editor
Meruakan tempat untuk menuliskan
kode/instruksi/komentar R agar dapat tersimpan dalam file. Semua script yang dituliskan di kotak script editor ini akan tetap
tersimpan meskipun kita menutup tanpa menyimpan
Console Editor
Merupakan tempat untuk menjalankan perintah (Run) dari
instruksi atau kode R yang ditulis. Hampir sama
seperti di script editor, namun tidak akan tersimpan secara otomatis. Selain
itu hasil output semua analisis juga akan muncul di console editor ini
Workspace dan Histroy
Tab workspace menampilkan
seluruh obyek yang aktif, seperti data kita atau value yang kita
tentukan.
Tab history menampilkan
urutan perintah (list of commands) yang telah
dijalankan
Files, Plot, Packages, Help
Tab files menampilkan
seluruh file dan folder.
Tab plots akan
menampilkan seluruh grafik.
Tab packages akan
menampilkan listing packages atau add-ons yang
diperlukan agar program berjalan dengan baik
Tab help menampilkan
penjelasan yang lengkap dan komprehensif apabila ada instruksi (code)
yang tidak jelas, dilengkapi contohnya.
Setting Working
Directory
Tahap awal yang penting untuk dilakukan sebelum kita
memulai menggunakan R Studia adalah menentukan lokasi di folder mana kita akan
bekerja, mendapatkan, dan menyimpanfile kita. Cara menentukan working directory kita adalah dengan klik session – set working directory – choose directory.
Kemudian pilih folder mana yang akan kita gunakan. Misalkan kita menyimpan
file di "C:/Users/Hanif/Google Drive/BLOGSPOT", maka pada console
editor akan muncul tulisan seperti ini: setwd("C:/Users/Hanif/Google
Drive/BLOGSPOT"). Kita juga dapat langsung mengetikkan script
tersebut di console, maka hasilnya akan sama saja.
Untuk melihat dile apa saja yang ada dalam working
directory kita, kita bisa mengetikkan perintah dir() lalu tekan enter. Maka akan
muncul seperti ini
Itu adalah isi dari folder yang kita tentukan tadi.
Menginstall
Packages
Packages merupakan fitur-fitur yang ada dalam R Studio
yang digunakan untuk melakukan analisis atau menampilkan sesuatu. Masing-masing
packages memiliki fungsinya masing-masing. Packages ini dikembangkan oleh para
ahli dari seluruh duni dan masih terus berkembang hingga saat ini. Terhitung
jumlah packages yang ada saat ini kurang lebih 7000 packages.
Untuk menginstall packages,
ketik di console editor install.packages("nama packages"), lalu tekan enter. Maka R Studio secara otomatis
akan mendownload dan menginstall packages tersebut dari website CRAN. Untuk menginstall
packages tersebut kita wajib terhubung dengan internet. Setelah packages
selesai terinstall kita dapat menjalankannya dalam R dengan mengetik script library(nama packages) pada console editor, lalu tekan enter.
Sebagai contoh, apabila kita ingin R Studio kita mampu
membaca file dengan format SPSS, maka kita membutuhkan library foreign. Oleh karena itu, sebelum kita
mengaktifkannya kita perlu menginstal dengan mengetik script install.packages("foreign"). Setelah semua selesai
terinstall, maka kita bisa mengaktifkannya dengan mengetik script library(foreign).
Selain packages foreign yang berfungsi membaca file SPSS,
masih banyak packages lain seperti untuk membaca file excel, menampilkan grafik,
analisis item, dll. Beberapa packages lain yang wajib dimiliki sebagai dasar
penggunaan R Studio dapat dilihat disini. Beberapa packages lainnya dapat dicari dengan mudah di google.
Berkenalan dengan R Statistics: Software Olah Data Gratis
Hanif Akhtar
Secara umum ada dua maca software analisis data, yakni software komersil dan software open source atau freeware. Software komersil itu diantaranya adalah SPSS, AMOS, LISREL, WINSTEP. Software analisis data yang komersil memerlukan lisensi dengan harga yang relatif mahal untuk sebagian besar pengguna di Indonesia. Dengan demikian, salah satu alternatif penyelesaian dari mahalnya lisensi tersebut adalah melalui penggunaan freeware statistik, khususnya R.
R merupakan software yang digunakan untuk melakukan olah data yang merupakan hasil gotong royong ilmuwan di bidang olah data. Kenapa gotong royong? Karena pengembangan software ini sendiri dilakukan oleh semua orang yang ingin membagikan ilmunya secara gratis. Para ahli dari seluruh dunia bergotong-royong mengembangkat packages yang sangat bervariasi fungsinya, mulai dari analisis statsitika dasar, tampilan grafik dan diagram, hingga analisis item dan tes yang sering digunakan dalam bidang psikometrika. Meskipun gratis, tapi kemampuan yang dimiliki oleh R tidak bisa dianggap remeh. Justru R menyajikan alat analisis yang jaug lebih komprehensif dibandingkan software berbayar seperti SPSS, AMOS, LISREL, WINSTEP, dll. R memiliki kemampuan menganalisis data dengan sangat efektif dan dilengkapi dengan operator pengolahan array dan matriks. Hebatnya lagi R memiliki kemampuan penampilan grafik yang sangat baik. Meskipun demikian, software ini masih kalah populer di Indonesia karena memang bahasa yang digunakan cukup sulit bagi orang yang tidak terbiasa dengan penggunaan syntax. Meskipun demikian, seiring meningkatkan kesadaran untuk menggunakan software orisinil dan powerful, prospek penggunaan R Statistics yang merupakan software open source di masa depan ini dirasa sangat baik, apalagi jika melihat perkembangannya yang begitu pesat.
R merupakan software yang digunakan untuk melakukan olah data yang merupakan hasil gotong royong ilmuwan di bidang olah data. Kenapa gotong royong? Karena pengembangan software ini sendiri dilakukan oleh semua orang yang ingin membagikan ilmunya secara gratis. Para ahli dari seluruh dunia bergotong-royong mengembangkat packages yang sangat bervariasi fungsinya, mulai dari analisis statsitika dasar, tampilan grafik dan diagram, hingga analisis item dan tes yang sering digunakan dalam bidang psikometrika. Meskipun gratis, tapi kemampuan yang dimiliki oleh R tidak bisa dianggap remeh. Justru R menyajikan alat analisis yang jaug lebih komprehensif dibandingkan software berbayar seperti SPSS, AMOS, LISREL, WINSTEP, dll. R memiliki kemampuan menganalisis data dengan sangat efektif dan dilengkapi dengan operator pengolahan array dan matriks. Hebatnya lagi R memiliki kemampuan penampilan grafik yang sangat baik. Meskipun demikian, software ini masih kalah populer di Indonesia karena memang bahasa yang digunakan cukup sulit bagi orang yang tidak terbiasa dengan penggunaan syntax. Meskipun demikian, seiring meningkatkan kesadaran untuk menggunakan software orisinil dan powerful, prospek penggunaan R Statistics yang merupakan software open source di masa depan ini dirasa sangat baik, apalagi jika melihat perkembangannya yang begitu pesat.
Kelebihan R
- Gratis. Pengguna dapat mengunduh secara gratis di web pengembang, serta mendowloat paket-paket yang dibutuhkan sesuai jenis analisis dengan gratis
- Dapat digunakan di berbagai sistem operasi baik itu di Windows, Mac, ataupun Linux
- Alat analisis sangat lengkap dan masih terus berkembang
- Kualitas grafik yang sangat baik dan bervariasi baik 2 dimensi maupun 3 dimensi
- Banyak komunitas R di dunia yang menyediakan informasi terupdate seputar penggunaan R dan analisis data. Jadi jika kita memiliki kesulitan terkait penggunaan R atau analisis data, kita tinggal googling saja dan akan banyak forum yang menyediakan jawabannya.
Kelemahan R
- Bahasa pemrograman kurang familiar bagi orang awam. Satu kesalahan sedikit saja (misal salah satu huruf) membuat analisis tidak bisa dijalankan. Bagi yang sudah terbiasa dengan SPSS atau AMOS yang banyak menggunakan “klik” mouse, bahasa R mungkin agak sedikit sulit dipahami karena lebih banyak menggunakan syntax, meskipun beberapa pengembangan sudah banyak yang menciptakan mirip seperti SPSS.
- Memakan banyak memory di komputer sehingga membuat lambat komputer
- Beberapa packages memiliki kualitas kurang memuaskan
Menginstal R
Untuk dapat menginstal R, kita dapat mendownloadnya terlebih dahulu di https://cran.r-project.org/ . Segala informasi
terkait dengan R juga ada di website tersebut, baik itu buku manual, jurnal,
packages, maupun pertanyaan-pertanyaan seputar R. Silakan download sesuai dengan
sistem operasi yang laptop anda gunakan. Setelah R sudah terdownload, silakan
instal pada laptop anda, tinggal ikuti saja petunjuk pengintalan yang ada, sama
seperti kita menginstal software biasa. Jika instal sudah selesai anda sudah
bisa menggunakan R.
Untuk lebih memudahkan tampilan R, sudah dikembangkan R Studio. Prinsip
kerjanya sama dan tampilan GUI lebih menarik. R Studio akan memberikan
kemudahan bagi pemakai R sehingga mereka dapat menjalankan program R dengan
lebih menyenangkan karena R Studio memberikan informasi instruksi-instruksi apa
saja yang harus dilakukan. R Studio juga merupakan program open source, kita
dapat mendowloadnya di https://www.rstudio.com/,
kemudian pilih download R Studio. Untuk mengintsal kita tinggal mengikuti
pentunjuk saja, sama seperti mengintal software pada umumnya. Sebelum mengintal
R Studio, pastikan R sudah terinstal di laptop kita. Jadi jika diibaratkan R
adalah mesinnya, otaknya, maka R Studio adalah casing atau tubuh yang
memudahkan kita dalam menjalankan mesin tersebut. Di web tersebut juga terdapat
beberapa penjelasan dan download packages yang memiliki grafik yang menarik.
Peranan Statistik dalam Penelitian
Hanif Akhtar
Penelitian dan statistik memang tidak akan bisa
dipisahkan. Meskpun ada jenis penelitian lain yang tidak membutuhkan peranan
statistika yang dominan (penelitian kualitatif), namun untuk bisa menghasilkan
kesimpulan yang bisa digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas diperlukan
ilmu statistika. Penelitian yang demikian merupakan penelitian kuantitatif
dengan paradigma positivistik, yakni suatu gejala itu adalah nyata jika bisa
dilihat, diukur, dan diklasifikasikan. Sebelum kita membahas lebih lanjut
mengenai peran statistika dalam penelitian, mari kita cermati terlebih dahulu
proses penelitian.
Proses Penelitian
Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang
dilakukan dengan cara ilmiah, sehingga langkah-langkahnya sistematis. Penelitian
dimulai dengan mengidentifikasi adanya masalah. Masalah merupakan gap atau perbedaan
antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Masalah ini yang akan
dipecahkan peneliti dengan melakukan proses penelitian. Pemecahan masalah
dimulai dengan teori yang diajukan oleh peneliti. Tentu saja dalam merumuskan
teori peneliti tidak sembarangan, harus berdasarkan temuan-temuan atau
teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Teori dari peneliti inilah yang disebut
hipotesis, atau teori yang masih lemah karena belum diuji keberanannya. Hipotesis
baru jawaban sementara dari permasalahan yang ingin dipecahkan peneliti. Proses
penelitian selanjutnya adalah mengumpulkan fakta-fakta di lapangan untuk
membuktikan apakah teori sementara yang diajukan peneliti tersebut benar atau
salah.
Objek sasaran penelitian biasanya adalah masyarakat secara
umum. Karena anggota dari populasi masyarakat itu sangat luas, makanya peneliti
memilih sampel yang bisa merepresentasikan keadaan dari populasi. Asumsi dari
pengumpulan data ini adalah bahwa kondisi sampel yang ada menggabarkan kondisi
dari populasi, sehingga hasil temuan dari sampel dapat digeneralisasikan ke
populasi. Untuk mendapatkan data juga diperlukan suatu instrumen yang teruji
validitas dan reiabilitasnya. Setelah data sudah terkumpul, barulah data
tersebut diolah dan disajikan sesuai kebutuahan peneliti dalam rangka
membuktikan apakah hipotesis yang diajukan di awal terbukti atau tidak.Peran
statistik sangat vital dalam hal ini karena valid atau tidaknya kesimpulan yang
kita hasilkan tergantung dari bagaimana kita memperlakukan data yang ada. Setelah
diketahui hasil analisis statistiknya langkah selanjutnya adalah menjelaskan
dinamika dan menuliskan laporan secara umum. Secara ringkas, proses penelitian
kuantitatif dapat dilihat pada bagan di bawah.
Peran Statistik
dalam Penelitian
Setelah mengetahui proses dari penelitian secara umum,
kita dapat membayangkan kira-kira pada bagian apa statistika dibutuhkan. Secara
umum statistika dibutuhkan dalam empat tahap penelitian yakni:
1. Penentuan sampel. Statistik diperlukan untuk menghiung
berapa jumlah sampel yang diperlukan agar merepresentasikan populasi.
2.
Mengumpulkan data. Dalam pengumpulan data diperlukan
suatu instrumen yang valid dan reliabel. Statistik berperan dalam menguji
apalah instrumen yang digunakan sudah valid dan reliabel
3.
Menyajikan data. Dalam menyajikan data yang begitu
banyak, diperlukan suatu teknik agar data tersebut lebih interaktif dan mudah
dipahami oleh orang awam, misalnya dengan dibikin tabel atau diagram.
4.
Analisis data. Tentu saja kegunaan utama statistik adalah
untuk analisis data dalam menguji hipotesis. Dalam hal ini ada beberapa teknik
yang digunakan, seperti regresi, anova, SEM, dll.
Macam-macam
statistik
Referensi
Sugiyono. (2006). Statistika
untuk Penelitian. Bandung: Alfabet
Subscribe to:
Posts (Atom)
Dalam analisis regresi, terkadang peneliti menemukan adanya hubungan tidak langsung antara satu variabel dengan variabel lain. Terdapat satu variabel yang memperantarai keduanya. Variabel perantara inilah yang disebut mediator atau intervening. Baron dan Kenny (1986) menyebut suatu variabel disebut mediator jika variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel prediktor (independen) dan kriterion (dependen). Model mediasi memiliki hipotesis bahwa variabel independen mempengaruhi variabel mediator, yang pada gilirannya mempengaruhi variabel dependen. Mediasi sempurna (perfect mediation) terjadi ketika tidak adanya efek variabel independen ke dependen ketika variabel mediator dimasukan dalam persamaan. Namun jika efek variabel independen ke dependen menurun namun tidak sama dengan nol dengan memasukan mediator, maka terjadi mediasi parsial.
Seringkali kita merasa gagal sebagai peneliti ketika
hasil analisis statistik kita ternyata tidak sesuai dengan hipotesis kita atau
hasil uji statistik kita tidak signifikan. Menanggapi kemungkinan buruk tersebut,
kita seharusnya tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bahwa hipotesis kita
tidak terbukti. Kita harus mencari tahu terlebih dahulu apakah analisis yang
kita gunakan sudah tepat, atau data yang kita gunakan sudah benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan. Salah satu penyebab kacaunya hasil analisis statistik
kita adalah karena adanya data outliers.
Ketika kita hendak melakukan analisis statistik parametrik, seperti melakukan uji korelasi product moment, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah distribusi data kita normal. Oleh karena itu sebelum melakukan analisis statistik parametrik, terlebih dahulu kita harus melihat apakah data kita terdistribusi normal atau tidak. Bagaimana cara untuk melihat data kita normal atau tidak? Berikut akan diberikan contoh penelitian fiktif tentang “Hubungan antara IQ dengan prestasi”. Data fiktif dapat didownload di sini
Tulisan ini sebenarnya merupakan tugas mata kuliah Psikologi Positif, yaitu untuk mereview satu buku yaitu buku Piece of Mind karya Sandy McGregor. Berhubung tugas ini sudah dikumpulkan dan nilai sudah keluar, dan sayang sekali kalau hanya dosen pengampu mata kuliah saja yang membacanya, maka saya copykan tulisan di sini saja, siapa tahu bisa lebih bermanfaat.
Tulisan sebelumnya telah membahas teknik analisis faktor konfirmatori / Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan menggunakan software LISREL dan AMOS. Tulisan ini akan menyajikan cara analisis faktor konfirmatori dengan menggunakan software MPLUS. MPLUS merupakan software analisis yang memiliki banyak fungsi. Dia bisa menganalisis banyak hal yang terkait dengan statistik pemodelan, misalnya SEM, IRT, Multilevel atau Analisis Kelas Laten. Hampir sama seperti LISREL, MPLUS banyak menggunakan syntax dibandingkan visual dan “klik”, sehingga pengetahuan dasar mengenai kode-kode dalam MPLUS diperlukan. Meskipun demikian, dengan syntax ini pengguna dapat menghemat waktu dalam menganalisis.
Tulisan ini sebenarnya merupakan tugas mata kuliah Psikologi Positif, yaitu untuk mereview salah satu chapter dalam buku Psikologi Pertumbuhan karya Duane Schultz (1991). Berhubung tugas ini sudah dikumpulkan dan nilai sudah keluar, dan sayang sekali kalau hanya dosen pengampu mata kuliah saja yang membacanya, maka saya copykan tulisan di sini saja, siapa tahu bisa lebih bermanfaat.
Menilai Ketepatan Model
Tujuan utama dilakukannya analisis faktor konfirmatori adalah untuk menguji model, sehingga bagian terpenting dalam analisis ini adalah estimasi Goodness of fit statistics.Kriteria ketepatan model sudah dijelaskan dalam tulisan sebelumnya pada bagian analisis faktor konfirmatori dengan LISREL, di bagian ini akan saya copy paste lagi. Untuk melihat output kita, klik view – text output. Kemudian pilih bagian model fit, maka kita akan melihat output seperti ini.
Tulisan sebelumnya telah membahas teknik analisis faktor konfirmatori / Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan menggunakan software LISREL. Tulisan ini akan menyajikan cara analisis faktor konfirmatori dengan menggunakan software AMOS. AMOS sendiri adalah singkatan dari Analisis of Moment Structures yang digunakan sebagai pendekatan umum analisis data dalam Model Persamaan Struktural. AMOS sendiri merupakan salah satu software berbayar yang menjadi pelengkap SPSS dalam melakukan analisis struktural. Berbeda dengan LISREL yang banyak menggunakan script, AMOS lebih mudah dipahami oleh orang awam karena penggunaan software yang berbasiskan grafik. Dengan demikian pengguna dapat dengan leluasa menggambar model sesuai dengan yang dihipotesiskan. Namun bagi sebagian orang tentu proses menggambar ini lebih memakan waktu jika dibandingkan dengan menuliskan script.
Tulisan ini sebenarnya merupakan tugas mata kuliah Psikologi Positif, yaitu untuk mereview salah satu chapter dalam buku Psikologi Pertumbuhan karya Duane Schultz (1991). Berhubung tugas ini sudah dikumpulkan dan nilai sudah keluar, dan sayang sekali kalau hanya dosen pengampu mata kuliah saja yang membacanya, maka saya copykan tulisan di sini saja, siapa tahu bisa lebih bermanfaat.
Tulisan ini merupakan kelanjutan dari Part 1 yang sudah banyak memberikan panduan untuk melakukan input dan mulai mengnalisis data. Bagian ini akan banyak memberikan panduan dalam membaca output dan interpretasinya.
Seiring berkembangnya teknik analisis dengan SEM, semakin berkembang pula model-model pengukuran. Pada dasarnya, SEM menggabungkan antara model pengukuran dan model struktural untuk melihat hubungan antar variabel. Pengujian model dengan Confirmatory Factor Analysis (analisis faktor konfirmatori) hanya dilakukan untuk mengetahui model pengukuran dan bukan untuk megetahui hubungan antar variabel laten (Byrne, 1998). Tujuan CFA adalah untuk mengidentifikasi model yang tepat yang menjelaskan hubungan antara seperangkat item-item dengan konstrak yang diukur oleh item tersebut. Model pengukuran memiliki ketepatan model yang baik ketika item-item yang dilibatkan mampu menjadi indikator dari konstrak yang diukur yang dibuktikan dengan nilai eror pengukuran yang rendah dan loading factor komponen yang tinggi. Model ini diperoleh berdasarkan kajian teoritis yang sudah kuat. Berbeda dengan Exploratory Factor Analysis (EFA) dimana peneliti ingin melihat jumlah faktor dari data empiris yang diperoleh, CFA justru sudah menetapkan jumlah faktor dari kajian teoritis, sehingga tujuan analisis hanyalah untuk konfirmasi apakah model pengukuran yang diajukan sesuai dengan data.
Ada tiga istilah yang sering kita dengar dalam proses
penyusunan skala, yakni adaptasi, modifikasi, dan konstruksi. Beberapa orang sering
menganggap sama arti dari ketiga istilah ini, sedangkan beberapa menganggap berbeda
namun dengan pengertian yang masih tidak jelas. Beberapa literatur dalam bahasa
Indonesia juga sedikit sekali yang membahas ketiga istilah ini. Beberapa
dosen ada yang cukup strict dengan penggunaan istilah ini, maka bersiap-siap saja
kena tegur saat ujian jika kita mengatakan adaptasi skala tapi kita menambahkan
item-item buatan kita sendiri.
Bagi yang belum berkenalan dengan R, silakan berkenalan
dulu di sini. Secara ringkas,
R ini adalah salah satu software olah data open
source. Meskipun gratis, R cukup powerful dan berkembang cukup pesat di
kalangan pegiat olad data. Beberapa ahli masih terus bergotong-royong mengembangkan
package dalam R hingga saat ini. Meskipun demikian, R mungkin masih nampak asing
bagi kita yang sudah terbiasa dengan SPSS karena bahasa yang digunakan lebih
banyak menggunakan bahasa pemrograman, tidak seperti SPSS yang tinggal klik. Namun,
tenang saja, banyak script R ini tersebar di internet, jadi kita tidak perlu
lagi membuat sendiri, tinggal cari saja di google apa kebutuhan kita.
Permasalahan
try out terpakai atau uji coba terpakai memang masih menjadi perdebatan dalam
metodologi penelitian, terutama di bidang ilmu sosial. Apa itu sebenarnya try
out terpakai? Sebelumnya, mari kita refresh sejenak terkait dengan
langkah-langkah pokok dalam penelitian. Secara garis besar, semua penelitian
ilmu sosial akan melalui tahapan ini: 1) identifikasi masalah, 2) menyusun
landasan teori dan hipotesis, 3) menentukan variabel, 4) menyusun instrumen
penelitian, 5) sampling, 6) pengambilan data, 7) analisis data, dan 8) menulis
laporan.
Skor standar (standard-scores)
adalah skor mentah yang telah diubah menjadi bentuk lain berdasarkan
penyimpangannya dari harga mean dan dinyatakan dalam satuan deviasi standar
yang (Azwar, 2015). Skor standar dinyatakan dalam Z-Score dengan distribusi skor baru yang memiliki
mean sama dengan 0 dan deviasi standar sama dengan 1. Apa
kegunaan dari Z score ini? Dalam skoring, penggunaan z-score ini berguna bila
jumlah item antara satu aspek dengan aspek yang lain tidak sama, padahal secara
teoritis aspek tersebut memiliki bobot yang sama besar. Z score juga berperan
jika kita hendak membandingkan prestasi dua kelompok yang diberikan tes dengan
jumlah item berbeda. Semisal si A mampu mengerjakan 8 soal dari 10 soal yang
diberikan, sedangkan si B mampu mengerjakan 8 soal dari 20 soal yang diberikan.
Meskipun skor mentah keduanya sama-sama 8, tapi karena jumlah item tersebut
berbeda, maka perbandingan dengan skor mentah saja tidak dapat dilakukan. Oleh karena
itu diperlukan transformasi ke bentuk z-score.
Salah satu prosedur utama yang digunakan dalam validasi
sebuah alat ukur adalah dengan cara validitas isi. Validitas isi ini dilakukan
sejak awal penyusunan tes, bukan setelah tes selesai dirancang. Validitas isi
terkait dengan apakah item-item dalam tes layak mewakili komponen dari kawasan
isi materi yang diukur atau sejauh mana item tersebut sesuai dengan indikator keperilakuan dari
atribut yang diukur (Azwar, 2012). Layak tidaknya suatu item ditentukan oleh
hasil penilaian (judgement) yang dilakukan oleh ahli/rater berdasarkan logic.
Judgement ini dapat ditingkatkan objektivitasnya jika dilakukan oleh banyak
orang.
Pada tulisan sebelumnya telah dijelaskan jenis-jenis analisis statistik, yakni ada analisis statistik
deskriptif dan inferensial. Statistik inferensial sendiri terdiri atas dua
jenis, yakni parametris dan non-parametris. Tulisan sebelumnya juga telah membahas mengenai jenis-jenis data dalam
penelitian kuantitatif. Meskipun semuanya berwujud angka, namun jenis data yang
berbeda membawa konsekuensi yang berbeda pula terkait bagaimana kita
memperlakukan data tersebut.
Hampir semua analisis statistika parametrik memiliki
asumsi normalitas. Jadi sebelum dilakukan analisis statistik, seperti analisis
korelasi, regresi, t-test, atau anova, terlebih dahulu harus diuji apakah data
kita normal atau tidak. Uji Normalitas dilakukan untuk memastikan data yang
telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil dari populasi normal. Pada
dasarnya distribusi normal merupakan suatu distribusi yang menunjukkan sebaran
data yang seimbang yang sebagian besar data adalah mendekati nilai mean. Kalau
digambarkan dengan histrogram, akan menyerupai bentuk lonceng. Ada beberapa
cara untuk menguji normalitas data, baik itu dengan visual maupun dengan
analisis statistik seperti shapiro-wilk dan kolmogorov-smirnov.
Koefien korelasi hanya mampu menggambarkan kuat lemahnya
hubungan dua variabel, namun tidak mampu menjelaskan hubungan sebab akibat.
Analisis regresi mempelajari bentuk hubungan antara satu atau lebih variabel
bebas (X) dengan satu variabel tergantung (Y). Oleh karena itu, secara umum
dapat dikatakan analisis regresi merupakan kelanjutan dari analisis korelasi
karena dapat menentukan daya prediksi perubahan variabel Y akibat perubahan
variabel X.
Analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan linear antara dua
variabel yang dinyatakan dalam koefisien korelasi. Koefisien korelasi adalah
nilai yang menunjukan kuat/tidaknya hubungan linier antar dua variabel.
Koefisien korelasi biasa dilambangkan dengan huruf r dimana nilai r dapat
bervariasi dari -1 sampai +1. Nilai r yang mendekati -1 atau +1 menunjukan
hubungan yang kuat antara dua variabel tersebut dan nilai r yang mendekati 0
mengindikasikan lemahnya hubungan antara dua variabel tersebut. Koefisien
korelasi bisa menjadi positif maupun negatif. Nilai koefisien yang positif
berarti hubungan kedua variabel tersebut berbanding lurus, artinya peningkatan
variabel X bersamaan dengan peningkatan variabel Y. Sedangkan nilai koefisien
yang negatif berarti hubungan kedua variabel tersebut berbanding terbalik. Peningkatan
variabel X bersamaan dengan penurunan variabel Y.
Tulisan ini akan membahas beberapa analisis statistik dasar
yang dapat digunakan dalam RStudio, seperti analisis deskriptif dari data yang
kita miliki. Pada tulisan sebelumnya
kita telah mempelajari bagaimana cara mengimpor data dari file CVS, excel, dan
SPSS. Data yang telah kita impor tersebut kita gunakan untuk analisis
selanjutnya. Untuk memanggil kembali data kita, ketikkan kembali script setwd("C:/Users/Hanif/Google Drive/BLOGSPOT/UNTUK DIDOWNLOAD") dan perilakucsv<-read.csv("perilaku merokok.csv",header=TRUE,sep = ";") lalu kita run. Maka akan muncul data perilakucsv. Script silakan disesuaikan dengan nama file anda dan tempat menyimpan file tersebut. Jangan lupa untuk mengubah tanda back-slash (\) menjadi tanda slash (/) untuk menunjukkan lokasi file. Data ini yang akan kita gunakan di analisis selanjutnya. Data dapat didownload di sini
Melihat struktur
data kita
Untuk melihat struktur data kita dan variabel apa saja
yang ada di data kita, kita bisa mengetikkan script str(file). Sebagai contoh, pada file
tersebut kita bisa mengetik str(perilakucsv), lalu tekan run atau ctrl+enter. Maka akan muncul tampilan di console tekan run atau
ctrl+enter. Maka akan muncul tampilan di console nama variabel beserta jenisnya
apakah itu factor atau angka.
Melihat Data Awal
dan Akhir
Kita juga dapat meilhat data teratas dan terbawah. Untuk melihat
data teratas, ketik script head(nama file). Sebagai contoh untuk data di atas,
ketik head(perilakucsv), lalu run. Maka akan keluar enam data paling atas kita. Sedangkan untuk
melihat enam data paling akhir, ketikan script tail(perilakucsv),
lalu tekan run.
Melihat Rangkuman
Statistik Data
Untuk melihat rangkuman statistik data kita, ketik summary(perilakucsv) pada script editor, lalu tekan run atau ctrl+enter. Maka
akan muncul rangkuman statistik masing-masing variabel data kita mulai dari
min, max, mean, median, dan mean. Jika kita menghendaki haya variabel tertentu
yang ditampilkan rangkuman statistiknya, maka beri tanda dolar ($) diikuti nama
variabel. Misal untuk melihat rangkuman statistik variabel perilaku ketik summary(perilakucsv$PERILAKU), lalu run.
Melihat Standar Deviasi
Untuk melihat standar deviasi salah satu variabel kita,
ketikan sd(variabel). Misal kita ingin melihat standar deviasi variabel
perilaku, maka ketik sd(perilakucsv$PERILAKU), lalu klik run.
Melihat Frekuensi
dan Persentase Data Kategorikal
Terkadang kita membutuhkan data frekuensi dan persentase
dari data kategorikal kita. Misalkan berapa persen subjek tinggal di desa A,
berapa persen subjek tinggal di desa B. Untuk melihat jumlah frekuensi dan
membuat tabel baru dengan data tersebut, kita bisa memakai script table(nama file)->nama baru. Misalkan kita akan melihat
frekuensi alamat subjek dan membuat tabel baru dengan nama f.alamat, maka kita
ketik script table(perilakucsv$Alamat)->f.alamat, lalu
tekan run. Maka di environment kita
sudah ada value baru yaitu f.alamat. kemudian untuk melihat isi f.alamat, ketik
f.alamat lalu run. Maka akan muncul frekuensi dari alamat, yakni purbonegaran 64
dan terban 40. Untuk melihat presentase alamat tersebut, kita dapat menggunakan
scrip prop.table(f.alamat), lalu run. Maka akan muncul purbonegaran 61,9%
dan terban 38,1%.
Salah satu kelebihan R adalah kita dapat menggunakan data
dari berbagai macam sumber, seperti SPSS, Excel, CSV, SAS, atau STATA. Tulisan
ini akan membahas cara mengimpor data dari CSV, Excel, dan SPSS.
CARA PERTAMA
Memilih File
Setelah kita mengeset
working directory kita, kita dapat memilih file yang akan kita impor dengan
cara mengetik script di console file.choose(), lalu tekan
enter. Kita akan diarahkan ke folder yang telah kita set sebagai working
directory kita sebelumnya. Kemudian pilih file yang akan kita impor, lalu klik open. Misalkan pada latihan ini saya
akan mengimpor file “perilaku merokok.csv”, maka saya pilih file tersebut lalu
saya klik open. Data ini yang akan kita gunakan di analisis selanjutnya. Data dapat didownload di sini
Mengimpor Data
dari file CSV
Setelah kita memilih file yang akan kita impor, langkah
selanjutnya adalah memerintahkan R agar membaca file kita tersebut dan
menampilkannya sebagai data di Environment kita. Caranya adalah ketik script nama
data kita<-read.csv(file="nama file.csv",
header=TRUE, sep=";"). Jadi jika kita ingin mengimpor file
“perilaku merokok.csv” dan menampilkannya sebagai data dengan nama “perilakucsv”,
maka kita ketik scripnya perilakucsv<-read.csv(file="perilaku
merokok.csv", header=TRUE, sep=";"). Untuk header silakan diubah menjadi FALSE jika memang data kita tidak
memiliki header, dan sep silakan
diubah menjadi “,” jika pemisah data kita adalah koma. Setelah mengetik script tersebut silakan tekan enter dan akan
muncul data baru di enviromnet kita.
Untuk meilhat data yang barusan kita impor dapat
diketikan scrip View(perilakucsv) atau bisa juga dengan
mengkik data yang ada di enviromnet di kotak kanan atas.
Mengimpor Data
dari File Excel
Untuk dapat mengimpor file dari excel, kita harus
mengaktifkan library (readxl) terlebih
dahulu. Caranya dengan menulis script berikut library(readxl). Jika library belum bisa
diaktifkan, kemungkinan besar kita belum menginstall packages libraru tersebut.
Untuk dapat mengintal packages readxl tuliskan script install.packages(“readxl”).
Baru setelah itu kita aktifkan library(readxl).
Untuk mengimpor file dari laptop kita ke R ketik script nama data baru<-read_excel(“nama file”). Jadi sebagai
contoh jika kita ingin mengimpor file “perilaku merokok excel.slsx” dan ingin
membuat data “perilakuxl” maka kita buat script perilakuxl<-read_excel(“perilaku
merokok excel.xlsx”). untuk melihat data kita, tuliskan View(perilakuxl).
Mengimpor Data
dari File SPSS
Untuk dapat mengimpor file dari SPSS, kita harus
mengaktifkan library (foreign) terlebih
dahulu. Caranya dengan menulis script berikut library(foreign). Jika library belum bisa
diaktifkan, kemungkinan besar kita belum menginstall packages libraru tersebut.
Untuk dapat mengintal packages foreign tuliskan script install.packages(“foreign”).
Baru setelah itu kita aktifkan library(foreign).
Untuk mengimpor file dari laptop kita ke R ketik script nama data baru<-read.excel(“nama file”, to.data.frame=TRUE). Jadi
sebagai contoh jika kita ingin mengimpor file “perilaku merokok spss.slsx” dan
ingin membuat data “perilakuspss” maka kita buat script perilakuspss<-read.spss(“perilaku
merokok spss.sav”, to.data.frame=TRUE). untuk melihat data kita,
tuliskan View(perilakuspss).
CARA KEDUA
Cara kedua untuk impor dataset ke R adalah dengan menu
yang sudah tersedia di R Studio. Menu itu bisa dipilih di kotak kanan atas,
klik import dataset, kemudian pilih
file apa yang hendak kita masukan. Jika sudah, silakan browse dan pilih di folder mana kita meletakkan file tersebut. Untuk
dapat mengimpor dengan menu ini juga diperlukan packages, namun jika kita belum
memiliki maka R Stusio akan secara otomatis mendownload di CRAN dan
mengintallnya. Pastikan laptop kita terkoneksi dengan internet. Khusus untuk
file CSV, kita harus memperhatikan format data kita, apakah pemisahnya
menggunakan koma atau titik koma (semicolon). Jika menggunakan titik koma, maka
pada tab delimiter, silakan ganti
dengan semicolon. Cara kedua ini lebih mudah dan lebih praktis digunakan untuk
yang belum terbiasa menuliskan script.
R studio merupakan program open source yang digunakan untuk melengkapi R Statistics. Dengan adanya
R Studio, tampilan akan lebih menarik dan lebih memudahkan karena R Studio
mampu memberikan instruksi-instruksi terkait penulisan script atau kesalahan penulisan script. Untuk menginstal R Studio sudah dijelaskan di tulisan sebelumnya.
Tulisan ini akan memberikan pengenalan tampilan dalam R Studio berserta
masing-masing fungsinya serta bagaimana menginstall packages ke dalam R Studio.
Tampilan R Studio
Secara umum, tampilan R Studio akan terbagi menjadi empat
kotak, yakni: 1) Script editor, 2) Console editor, 3) Workspace dan History, 4)
Files, Plot, Packages, dan help. Jika kita pertama kali menginstall R Studio
biasanya kotak Script editor belum muncul. Untuk memunculkan script editor kita
klik file – new file – R Script.
Script editor
Meruakan tempat untuk menuliskan
kode/instruksi/komentar R agar dapat tersimpan dalam file. Semua script yang dituliskan di kotak script editor ini akan tetap
tersimpan meskipun kita menutup tanpa menyimpan
Console Editor
Merupakan tempat untuk menjalankan perintah (Run) dari
instruksi atau kode R yang ditulis. Hampir sama
seperti di script editor, namun tidak akan tersimpan secara otomatis. Selain
itu hasil output semua analisis juga akan muncul di console editor ini
Workspace dan Histroy
Tab workspace menampilkan
seluruh obyek yang aktif, seperti data kita atau value yang kita
tentukan.
Tab history menampilkan
urutan perintah (list of commands) yang telah
dijalankan
Files, Plot, Packages, Help
Tab files menampilkan
seluruh file dan folder.
Tab plots akan
menampilkan seluruh grafik.
Tab packages akan
menampilkan listing packages atau add-ons yang
diperlukan agar program berjalan dengan baik
Tab help menampilkan
penjelasan yang lengkap dan komprehensif apabila ada instruksi (code)
yang tidak jelas, dilengkapi contohnya.
Setting Working
Directory
Tahap awal yang penting untuk dilakukan sebelum kita
memulai menggunakan R Studia adalah menentukan lokasi di folder mana kita akan
bekerja, mendapatkan, dan menyimpanfile kita. Cara menentukan working directory kita adalah dengan klik session – set working directory – choose directory.
Kemudian pilih folder mana yang akan kita gunakan. Misalkan kita menyimpan
file di "C:/Users/Hanif/Google Drive/BLOGSPOT", maka pada console
editor akan muncul tulisan seperti ini: setwd("C:/Users/Hanif/Google
Drive/BLOGSPOT"). Kita juga dapat langsung mengetikkan script
tersebut di console, maka hasilnya akan sama saja.
Untuk melihat dile apa saja yang ada dalam working
directory kita, kita bisa mengetikkan perintah dir() lalu tekan enter. Maka akan
muncul seperti ini
Itu adalah isi dari folder yang kita tentukan tadi.
Menginstall
Packages
Packages merupakan fitur-fitur yang ada dalam R Studio
yang digunakan untuk melakukan analisis atau menampilkan sesuatu. Masing-masing
packages memiliki fungsinya masing-masing. Packages ini dikembangkan oleh para
ahli dari seluruh duni dan masih terus berkembang hingga saat ini. Terhitung
jumlah packages yang ada saat ini kurang lebih 7000 packages.
Untuk menginstall packages,
ketik di console editor install.packages("nama packages"), lalu tekan enter. Maka R Studio secara otomatis
akan mendownload dan menginstall packages tersebut dari website CRAN. Untuk menginstall
packages tersebut kita wajib terhubung dengan internet. Setelah packages
selesai terinstall kita dapat menjalankannya dalam R dengan mengetik script library(nama packages) pada console editor, lalu tekan enter.
Sebagai contoh, apabila kita ingin R Studio kita mampu
membaca file dengan format SPSS, maka kita membutuhkan library foreign. Oleh karena itu, sebelum kita
mengaktifkannya kita perlu menginstal dengan mengetik script install.packages("foreign"). Setelah semua selesai
terinstall, maka kita bisa mengaktifkannya dengan mengetik script library(foreign).
Selain packages foreign yang berfungsi membaca file SPSS,
masih banyak packages lain seperti untuk membaca file excel, menampilkan grafik,
analisis item, dll. Beberapa packages lain yang wajib dimiliki sebagai dasar
penggunaan R Studio dapat dilihat disini. Beberapa packages lainnya dapat dicari dengan mudah di google.
Secara umum ada dua maca software analisis data, yakni software komersil dan software open source atau freeware. Software komersil itu diantaranya adalah SPSS, AMOS, LISREL, WINSTEP. Software analisis data yang komersil memerlukan lisensi dengan harga yang relatif mahal untuk sebagian besar pengguna di Indonesia. Dengan demikian, salah satu alternatif penyelesaian dari mahalnya lisensi tersebut adalah melalui penggunaan freeware statistik, khususnya R.
R merupakan software yang digunakan untuk melakukan olah data yang merupakan hasil gotong royong ilmuwan di bidang olah data. Kenapa gotong royong? Karena pengembangan software ini sendiri dilakukan oleh semua orang yang ingin membagikan ilmunya secara gratis. Para ahli dari seluruh dunia bergotong-royong mengembangkat packages yang sangat bervariasi fungsinya, mulai dari analisis statsitika dasar, tampilan grafik dan diagram, hingga analisis item dan tes yang sering digunakan dalam bidang psikometrika. Meskipun gratis, tapi kemampuan yang dimiliki oleh R tidak bisa dianggap remeh. Justru R menyajikan alat analisis yang jaug lebih komprehensif dibandingkan software berbayar seperti SPSS, AMOS, LISREL, WINSTEP, dll. R memiliki kemampuan menganalisis data dengan sangat efektif dan dilengkapi dengan operator pengolahan array dan matriks. Hebatnya lagi R memiliki kemampuan penampilan grafik yang sangat baik. Meskipun demikian, software ini masih kalah populer di Indonesia karena memang bahasa yang digunakan cukup sulit bagi orang yang tidak terbiasa dengan penggunaan syntax. Meskipun demikian, seiring meningkatkan kesadaran untuk menggunakan software orisinil dan powerful, prospek penggunaan R Statistics yang merupakan software open source di masa depan ini dirasa sangat baik, apalagi jika melihat perkembangannya yang begitu pesat.
R merupakan software yang digunakan untuk melakukan olah data yang merupakan hasil gotong royong ilmuwan di bidang olah data. Kenapa gotong royong? Karena pengembangan software ini sendiri dilakukan oleh semua orang yang ingin membagikan ilmunya secara gratis. Para ahli dari seluruh dunia bergotong-royong mengembangkat packages yang sangat bervariasi fungsinya, mulai dari analisis statsitika dasar, tampilan grafik dan diagram, hingga analisis item dan tes yang sering digunakan dalam bidang psikometrika. Meskipun gratis, tapi kemampuan yang dimiliki oleh R tidak bisa dianggap remeh. Justru R menyajikan alat analisis yang jaug lebih komprehensif dibandingkan software berbayar seperti SPSS, AMOS, LISREL, WINSTEP, dll. R memiliki kemampuan menganalisis data dengan sangat efektif dan dilengkapi dengan operator pengolahan array dan matriks. Hebatnya lagi R memiliki kemampuan penampilan grafik yang sangat baik. Meskipun demikian, software ini masih kalah populer di Indonesia karena memang bahasa yang digunakan cukup sulit bagi orang yang tidak terbiasa dengan penggunaan syntax. Meskipun demikian, seiring meningkatkan kesadaran untuk menggunakan software orisinil dan powerful, prospek penggunaan R Statistics yang merupakan software open source di masa depan ini dirasa sangat baik, apalagi jika melihat perkembangannya yang begitu pesat.
Kelebihan R
- Gratis. Pengguna dapat mengunduh secara gratis di web pengembang, serta mendowloat paket-paket yang dibutuhkan sesuai jenis analisis dengan gratis
- Dapat digunakan di berbagai sistem operasi baik itu di Windows, Mac, ataupun Linux
- Alat analisis sangat lengkap dan masih terus berkembang
- Kualitas grafik yang sangat baik dan bervariasi baik 2 dimensi maupun 3 dimensi
- Banyak komunitas R di dunia yang menyediakan informasi terupdate seputar penggunaan R dan analisis data. Jadi jika kita memiliki kesulitan terkait penggunaan R atau analisis data, kita tinggal googling saja dan akan banyak forum yang menyediakan jawabannya.
Kelemahan R
- Bahasa pemrograman kurang familiar bagi orang awam. Satu kesalahan sedikit saja (misal salah satu huruf) membuat analisis tidak bisa dijalankan. Bagi yang sudah terbiasa dengan SPSS atau AMOS yang banyak menggunakan “klik” mouse, bahasa R mungkin agak sedikit sulit dipahami karena lebih banyak menggunakan syntax, meskipun beberapa pengembangan sudah banyak yang menciptakan mirip seperti SPSS.
- Memakan banyak memory di komputer sehingga membuat lambat komputer
- Beberapa packages memiliki kualitas kurang memuaskan
Menginstal R
Untuk dapat menginstal R, kita dapat mendownloadnya terlebih dahulu di https://cran.r-project.org/ . Segala informasi
terkait dengan R juga ada di website tersebut, baik itu buku manual, jurnal,
packages, maupun pertanyaan-pertanyaan seputar R. Silakan download sesuai dengan
sistem operasi yang laptop anda gunakan. Setelah R sudah terdownload, silakan
instal pada laptop anda, tinggal ikuti saja petunjuk pengintalan yang ada, sama
seperti kita menginstal software biasa. Jika instal sudah selesai anda sudah
bisa menggunakan R.
Untuk lebih memudahkan tampilan R, sudah dikembangkan R Studio. Prinsip
kerjanya sama dan tampilan GUI lebih menarik. R Studio akan memberikan
kemudahan bagi pemakai R sehingga mereka dapat menjalankan program R dengan
lebih menyenangkan karena R Studio memberikan informasi instruksi-instruksi apa
saja yang harus dilakukan. R Studio juga merupakan program open source, kita
dapat mendowloadnya di https://www.rstudio.com/,
kemudian pilih download R Studio. Untuk mengintsal kita tinggal mengikuti
pentunjuk saja, sama seperti mengintal software pada umumnya. Sebelum mengintal
R Studio, pastikan R sudah terinstal di laptop kita. Jadi jika diibaratkan R
adalah mesinnya, otaknya, maka R Studio adalah casing atau tubuh yang
memudahkan kita dalam menjalankan mesin tersebut. Di web tersebut juga terdapat
beberapa penjelasan dan download packages yang memiliki grafik yang menarik.
Penelitian dan statistik memang tidak akan bisa
dipisahkan. Meskpun ada jenis penelitian lain yang tidak membutuhkan peranan
statistika yang dominan (penelitian kualitatif), namun untuk bisa menghasilkan
kesimpulan yang bisa digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas diperlukan
ilmu statistika. Penelitian yang demikian merupakan penelitian kuantitatif
dengan paradigma positivistik, yakni suatu gejala itu adalah nyata jika bisa
dilihat, diukur, dan diklasifikasikan. Sebelum kita membahas lebih lanjut
mengenai peran statistika dalam penelitian, mari kita cermati terlebih dahulu
proses penelitian.
Proses Penelitian
Kuantitatif
Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang
dilakukan dengan cara ilmiah, sehingga langkah-langkahnya sistematis. Penelitian
dimulai dengan mengidentifikasi adanya masalah. Masalah merupakan gap atau perbedaan
antara apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Masalah ini yang akan
dipecahkan peneliti dengan melakukan proses penelitian. Pemecahan masalah
dimulai dengan teori yang diajukan oleh peneliti. Tentu saja dalam merumuskan
teori peneliti tidak sembarangan, harus berdasarkan temuan-temuan atau
teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Teori dari peneliti inilah yang disebut
hipotesis, atau teori yang masih lemah karena belum diuji keberanannya. Hipotesis
baru jawaban sementara dari permasalahan yang ingin dipecahkan peneliti. Proses
penelitian selanjutnya adalah mengumpulkan fakta-fakta di lapangan untuk
membuktikan apakah teori sementara yang diajukan peneliti tersebut benar atau
salah.
Objek sasaran penelitian biasanya adalah masyarakat secara
umum. Karena anggota dari populasi masyarakat itu sangat luas, makanya peneliti
memilih sampel yang bisa merepresentasikan keadaan dari populasi. Asumsi dari
pengumpulan data ini adalah bahwa kondisi sampel yang ada menggabarkan kondisi
dari populasi, sehingga hasil temuan dari sampel dapat digeneralisasikan ke
populasi. Untuk mendapatkan data juga diperlukan suatu instrumen yang teruji
validitas dan reiabilitasnya. Setelah data sudah terkumpul, barulah data
tersebut diolah dan disajikan sesuai kebutuahan peneliti dalam rangka
membuktikan apakah hipotesis yang diajukan di awal terbukti atau tidak.Peran
statistik sangat vital dalam hal ini karena valid atau tidaknya kesimpulan yang
kita hasilkan tergantung dari bagaimana kita memperlakukan data yang ada. Setelah
diketahui hasil analisis statistiknya langkah selanjutnya adalah menjelaskan
dinamika dan menuliskan laporan secara umum. Secara ringkas, proses penelitian
kuantitatif dapat dilihat pada bagan di bawah.
Peran Statistik
dalam Penelitian
Setelah mengetahui proses dari penelitian secara umum,
kita dapat membayangkan kira-kira pada bagian apa statistika dibutuhkan. Secara
umum statistika dibutuhkan dalam empat tahap penelitian yakni:
1. Penentuan sampel. Statistik diperlukan untuk menghiung
berapa jumlah sampel yang diperlukan agar merepresentasikan populasi.
2.
Mengumpulkan data. Dalam pengumpulan data diperlukan
suatu instrumen yang valid dan reliabel. Statistik berperan dalam menguji
apalah instrumen yang digunakan sudah valid dan reliabel
3.
Menyajikan data. Dalam menyajikan data yang begitu
banyak, diperlukan suatu teknik agar data tersebut lebih interaktif dan mudah
dipahami oleh orang awam, misalnya dengan dibikin tabel atau diagram.
4.
Analisis data. Tentu saja kegunaan utama statistik adalah
untuk analisis data dalam menguji hipotesis. Dalam hal ini ada beberapa teknik
yang digunakan, seperti regresi, anova, SEM, dll.
Macam-macam
statistik
Referensi
Sugiyono. (2006). Statistika
untuk Penelitian. Bandung: Alfabet
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)