Validitas menyangkut apa yang diukur tes dan seberapa baik tes tersebut bisa mengukur (Anastasi & Urbina, 1997). Suatu tes yang dinyatakan reliabel, namun belum tentu tes tersebut valid. Sedangkan jika tes tersebut dinyatakan valid, maka tes tersebut akan reliabel. Pengujian reliabilitas tidak memberikan kesimpulan tentang apa yang diukur tes, melainkan hanya memberi informasi bahwa hasil pengukuran tes tersebut konsisten (Crocker & Algina, 1986). Sebuah tes tidak akan dinyatakan valid, jika tes tersebut tidak reliabel. Cohen dan Swerdlik (2005) bahkan juga berpendapat serupa bahwa reliablitas itu memang penting, namun reliabilitas tidaklah cukup untuk suatu tes yang baik, karena tes haruslah valid. Lebih lanjut kemudian, validitas dipahami sebagai bagian dari karakteristik skor tes, bukan karakteristik tes.
Menurut
pandangan teori klasik, validitas mengunjukkan seberapa dekat besaran skor
tampak dengan skor murni. Semakin dekat skor tampak dengan skor murni, berarti
eror pengukurannya semakin kecil, yang itu artinya semakin valid pengukuran
tersebut. Secara umum, ada tiga prosedur validasi dalam sudut pandang teori
klasik yaitu prosedur validitas isi (content
validity), validitas kriteria (criterion-related
validity) dan validitas konstruk (construct
validity).
Validitas isi
Validitas isi terkait dengan kelayakan item-item
dalam tes guna mewakili komponen dari kawasan isi materi yang diukur atau
sejauh mana item tersebut sesuai dengan
indikator keperilakuan dari atribut yang diukur. Validitas isi harus dilakukan
sejak awal pengembangan tes. Prosedur ini terkait dengan domain perilaku yang
hendak diukur, di mana analisis terhadap domain perilaku ini dilakukan sejak
awal atau sejak dimulainya prosedur pengembangan tes dan bukan setelah tes
dipersiapkan. Layak tidaknya suatu item disipulkan dari hasil penilaian
(judgement) yang dilakukan oleh ahli berdasarkan logic. Judgement ini dapat
ditingkatkan objektivitasnya jika dilakukan oleh banyak orang. Hasil penilaian
ini dapat dinyatakan dalam bentuk indeks validitas isi seperti yang dinyatakan
oleh Lawshe dengan CVR dan Aiken dengan indeks Aiken’s V.
Koefisien
validitas Aiken’s V didasarkan pada hasil penilaian panel ahli sebanyak n orang
terhadap suatu item mengenai sejauh mana item tersebut mewakili konstrak.
Formula untuk menghitung koefisien validitas Aiken’s V adalah (Aiken, 1985)
lo
= angka penilaian validitas terendah
c
= angka penilaian validitas tertinggi
r
= angka yang diberikan penilai
s
= r – lo
Validitas konstrak
Validitas konstrak mengungkap kesesuaian antara
stuktur konstrak yang diteorikan dengan data hasil tes. Validitas kontstrak
merupakan proses yang berlanjut terus seiring dengan perkembangan konsep/teori
mengenai trait yang diukur (Azwar, 2015). Dalam Anastasi dan Urbina (1997) juga
dilanjutkan dengan pemaparan teknik atau cara untuk mengidentifikasi konstruk
yang digunakan dalam prosedur validasi ini, di antaranya: faktor perubahan
perkembangan, korelasi dengan tes lain, analisis faktor, konsistensi internal,
validasi konvergen dan diskriminan, intervensi eksperimental, Structural Equation Modelling, dan
kontribusi psikologi kognitif.
Salah
satu studi yang dilakukan untuk mengidentifikasi validitas konstrak adalah
dengan pendekatan multitrait-multimethod. Metode
yang dilakukan dengan pendekatan multitrait-multimethod
adalah dengan mengadmistrasikan alat tes yang mengukur trait yang sama
namun dengan metode yang berbeda serta mengadmistrasikan trait yang berbeda
dengan metode yang sama maupun yang berbeda. Dengan metode ini dapat
disimpulkan adanya validitas konvergen,
yakni tingginya koefisien korelasi pada tes yang mengukur trait yang sama
meskipun dengan metode yang berbeda, dan validitas
diskriminan yaitu rendahnya koefisien korelasi ada tes yangmengukur trait
yang berbeda meskipun dengan metode yang sama.
Validitas
konstrak juga dapat dilakukan melalui prosedur analisis faktor konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis). Analisis
faktor merupakan sekumpulan prosedur matematika yang komplek guna menganalisis
saling hubungan di antara variabel serta menjelaskan saling hubungan tersebut
dalam bentuk kelompok variabel yang terbatas yang disebut faktor (Azwar, 2015).
Prosedur analisis faktor dapat dilakukan dengan menambahkan tes yang bukan
mengukur trait apa yang ingin kita validasi, yang kemudian disebut marker test. Adanya validitas kontrak
ditunjukkan dengan rendahnya loading
factor pada tes pada faktor yang tidak diungkap. Pengertian ini hampir
mirip dengan validitas konvergen dan
diskriminan.
Validitas kriteria
Anastasi
dan Urbina (1997) menjelaskan bahwa prosedur validitas kriteria (criterion validity) menunjukkan efektifitas tes
yang digunakan untuk memprediksi performa seseorang. Kriteria yang dijadikan
tolak ukur validasi skor tes bisa diperoleh pada saat yang hampir bersamaan
atau setelah dalam rentang waktu tertentu. Terdapat dua jenis validitas
kriteria yang keduanya dibedakan berdasarkan waktu antara tes dengan kriteria,
yaitu concurrent validity (validitas
konkuren) dan predictive validity
(validitas prediktif).
Validitas prediktif misalnya digunakan untuk seleksi, baik itu seleksi masuk perguruan tinggi atau seleksi kerja. Dalam validitas ini terdapat rentang waktu yang cukup lama antara hasil tes dengan membandingkannya pada kriteria. Tes dikatakan valid apabila orang-orang yang memperoleh skor tinggi pada saat seleksi menunjukkan performa yang memuaskan saat kuliah atau saat kerja.
Validitas konkuren tidak memerlukan rentang
waktu lama untuk membandingkan hasil tes dengan kriterianya, misal bisa dibandingkan dengan Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK) pada saat pengetesan terjadi, atau skor performa karyawan
dengan skor kesuksesan bekerja saat itu (Anastasi & Urbina, 1997). Pada
dasarnya penentuan validitas apa yang dipakai ditentukan dari tujuannya. Jika
tujuan dari tes adalah untuk melakukan diagnosis maka digunakanlah pengujian
validitas konkuren. Sedangkan jika tes digunakan untuk memprediksi hasil-hasil
di masa depan maka digunakan pengujian validitas prediktif.
Referensi
Anastasi,
A. & Urbina, S. (1997). Psychological
Testing. 7th edition. New Jersey: Prentice-Hall.
Aiken, L. R.
(1985). Three Coefficients for Analyzing the Reliability and Validity of
Ratings.
Azwar, S. (2015). Dasar-dasar
Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Cohen,
R,J. & Swerdlik, M.E. (2005). Psychological
Testing and Assessment. 6th edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Crocker,
L. & Algina, J. (1986). Introduction
to classical and modern test theory. Fort Worth : Harcourt Brace Jovanovich
College Publishers.
This is a greaat post thanks
ReplyDelete