Koefien korelasi hanya mampu menggambarkan kuat lemahnya
hubungan dua variabel, namun tidak mampu menjelaskan hubungan sebab akibat.
Analisis regresi mempelajari bentuk hubungan antara satu atau lebih variabel
bebas (X) dengan satu variabel tergantung (Y). Oleh karena itu, secara umum
dapat dikatakan analisis regresi merupakan kelanjutan dari analisis korelasi
karena dapat menentukan daya prediksi perubahan variabel Y akibat perubahan
variabel X.
Untuk memanggil kembali data kita seperti pada analisis sebelumnya, ketikkan kembali script setwd("C:/Users/Hanif/Google Drive/BLOGSPOT/UNTUK DIDOWNLOAD") dan perilakucsv<-read.csv("perilaku merokok.csv",header=TRUE,sep = ";") lalu kita run. Maka akan muncul data perilakucsv. Script silakan disesuaikan dengan nama file anda dan tempat menyimpan file tersebut. Jangan lupa untuk mengubah tanda back-slash (\) menjadi tanda slash (/) untuk menunjukkan lokasi file. Data ini yang akan kita gunakan di analisis selanjutnya. Data dapat didownload di sini
Analisis Regresi
Tunggal
Analisis regresi dilakukan untuk melihat daya prediksi
jika terjadi perubahan pada variabel X terhadap variabel Y. Jika analisis
dilakukan pada satu variabel dependen dan satu variabel independen, maka kita
gunakan analisis regresi tunggal. Misalkan kita ingin melihat pengaruh sikap terhadap perilaku merokok. Kita masukan script ini lm(perilakucsv$PERILAKU~perilakucsv$SIKAP), maka output pada console yang akan dihasilkan adalah
sebagai berikut.
Output yang disajikan masih terbatas. Oleh karena itu
kita dapat meminta output yang lebih lengkap mengenai taraf signifikansinya.
Masukan script summary(lm(perilakucsv$PERILAKU~perilakucsv$SIKAP)),
maka akan diperoleh output seperti di bawah
Dari output di atas kita dapat menyimpulkan bahwa sikap berperan terhadap perilaku merokok
(p-value <0,01). Dari output tersebut juga terlihat multiple R-squared (R2) sebesar 0,30. Itu artinya
variabel sikap mampu menjelaskan 30% variasi variabel perilaku merokok,
sedangkan 70% sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Selain itu kita juga dapat menuliskan persamaan regresinya. Rumus
umum persamaan regresi adalah Y = a + bX.
Jika kita masukan nilainya, maka persamaan regresinya
menjadi:
Perilaku merokok
= -5,35 + 0,79 sikap.
Hal ini menunjukkan jika seseorang tidak memiliki sikap
sama sekali, maka perilaku merokoknya adalah -5,35, sedangkan setiap satu poin
kenaikan sikap anak menaikkan perilaku merokok sebesar 0,79.
Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda dilakukan jika ada lebih dari
satu variabel independen dalam memprediksi satu variabel dependen. Misal, kita
ingin mengetahui pengaruh sikap dan pengetahuan terhadap perilaku merokok. Masukkan script ini lm(perilakucsv$PERILAKU~perilakucsv$SIKAP+perilakucsv$PENGETAHUAN) kemudian
run, maka di console akan muncul
output berupa nilai koefisien regresi masing-masing variabel. Output ini hampir
sama seperti pada analisis regresi tunggal. Informasi dari output ini masih
sangat minim karena tidak memberikan informasi signifikansi. Untuk memunculkan
output yang lebih lengkap, masukkan script summary(lm(perilakucsv$PERILAKU~perilakucsv$SIKAP+perilakucsv$PENGETAHUAN)), maka akan muncul output
seperti di bawah ini.
Ada dua hal yang dapat kita cermati dari output di atas,
yakni uji statistik F dan uji statistik t. Uji statistik F digunakan untuk
melihat apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen. Sedangkan uji statistik t adalah untuk meilhat pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen.
Dari output di atas, nilai F adalah sebesar 25,42 dengan
p-value < 0,01, sehingga dapat kita simpulkan bahwa pengetahuan dan sikap secara bersama-sama berperan terhadap perilaku
merokok. Dari output tersebut juga terlihat multiple R-squared (R2) sebesar 0,33. Itu artinya
variabel sikap dan pengetahuan mampu menjelaskan 33% variasi variabel perilaku
merokok, sedangkan 67% sisanya dijelaskan oleh variabel lain.
Dari uji t, kita lihat nilat t sikap adalah 5,49 dan
koefisien regresinya sebesar 0,69, sedangkan nilai t pengetahuan adalah 1,95
dan koefisien regresinya adalah 0,95. Uji signifikansi kedua variabel ternyata
ditemukan bahwa hanya sikap saja yang signifikan (p<0,01), sedangkan
pengetahuan tidak signifikan (p>0,05). Hal ini berarti hanya sikap saja yang
berpengaruh secara indivual terhadap perilaku merokok. Persamaan regresinya
adalah sebagai berikut:
Perilaku merokok = -8,47 + 0,69 sikap + 0,65 pengetahuan
Artikelnya sangat membantu kak.
ReplyDeletesalam dari makassar :D
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSilakan dibaca di artikel
Deletemau tanya kak...klo uji asumsi klasik di R bagaimana ya? terima kasih
ReplyDeleteterima kasih banyak mas.. sangat membantu sekali..
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletebagus dan mudah dimengerti, tapi datanya tidak bisa didownload ka..
ReplyDelete