Tulisan ini sebenarnya merupakan tugas mata kuliah Psikologi Positif, yaitu untuk mereview salah satu chapter dalam buku Psikologi Pertumbuhan karya Duane Schultz (1991). Berhubung tugas ini sudah dikumpulkan dan nilai sudah keluar, dan sayang sekali kalau hanya dosen pengampu mata kuliah saja yang membacanya, maka saya copykan tulisan di sini saja, siapa tahu bisa lebih bermanfaat.
Allport merupakan salah satu ahli dalam bidang kepribadian yang beraliran humanistik. Pertemuaanya dengan Freud, ahli psikoanalisis telah meninggalkan kesan yang begitu mendalam, yang menimbulkan kegurigaan terhadap penyelidikan yang mendalam atas ketidaksadaran yang merupakan dasar dari psikoanalisa. Hingga akhirnya dia berkesimpulan bahwa Psikolog seharusnya bekerja pada kesadaran atau motif-motif seseorang daripada bergelum dengan sesuatu kedalaman yang mungkin terletak di bawah. Jalan inilah yang dipilih Allport dalam penelitiannya tentang kepribadian. Allport mendapat gelar Ph.D nya dari Harvard pada tahun 1922 dan meneruskan karirnya sebagai pakar dari ahli kepribadian di Amerika. Karyanya menyebabkan studi kepribadian secara akademis dihargai di Amerika Serikat. Dia adalah salah seorang dari ahli-ahli psikologi yang pertama di Amerika yang memusatkan perhatian pada kepribadian yang sehat dan bukan kepribadian yang neurotik.
PENDEKATAN
ALLPORT TERHADAP KEPRIBADIAN
Allport lebih optimistis tentang kodrat manusia daripada
Freud, dan memperlihatkan suatu kekaguman yang luar biasa kepada manusia,
sifat-sifatnya yang tampaknya bersumber dari masa kanak-kanaknya. Ia memandang
manusia adalah positif, penuh harapan, dan menyanjung-nyanjung. Allport tidak
percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh
alam bawah sadar atau kekuatan-kekuatan tak sadar seperti yang dikemukakan oleh
Freud. Ia percaya bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh
penting pada tingkah laku orang dewasa yang neurotis. Akan tetapi individu yang
sehat adalah yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari
sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol
kekuatan-kekuatan itu juga.
Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma dan
konflik masa kanak-kanak.Orang-orang yang sehat dibimbing dan diarahkan
oleh masa sekarang dan oleh
intensi-intensi ke arah masa depan dan antisipasi-antisipasi masa depan. Dalam
pandangannya, orang yang neurotis beroperasi dalam genggaman konflik-konflik
dan pengalaman kanak-kanak sedangkan kepribadian yang sehat berfungsi pada
suatu taraf yang berbeda dan lebih tinggi. Allport lebih menyukai mempelajari
hanya orang-orang yang dewasa yang matang dan hanya sedikit saja berbicara
mengenai orang-orang yang neurotis. Karena itulah dikatakan bahwa sistem dari
Allport hanya berorientasi pada kesehatan.
MOTIVASI PADA
PRIBADI YANG SEHAT
Allport percaya inti dari masalah kepribadian adalah
usaha untuk menerangkan motivasi. Motif-motif orang dewasa bukan perpanjangan
atau perluasan motif masa kanak-kanak. Inti dari kepribadian adalah
intensi-intensi kita yang sadar dan sengaja,
yakni harapan-harapan, aspirasi-aspirasi, dan impian-impian. Kodrat
Intensional” (intentional nature)
kepribadian sehat - perjuangan ke arah masa depan ini - mempersatukan dan
mengintegrasikan seluruh kepribadian. Orang-orang yang neurotis kekurangan
maksud dan tujuan-tujuan jangka panjang dan kepribadian mereka terpotong-potong
menjadi subsistem-subsistem yang tak berhubungan yang kekurangan suatu fokus
sentral dan kekuatan pemersatu. Manusia yang sehat memiliki kebutuhan terus
menerus akan variasi, akan sensasi-sensasi dan tantangan-tantangan baru.
Ada segi lain dari konsepsi Allport tentang kepribadian
yang sehat yang mungkin kelihatannya paradoks: tujuan-tujuan yang dicita-citakan
oleh orang yang sehat pada hakikatnya tidak dapat dicapai!. Dia mengemukakan
bahwa meskipun subtujuan-subtujuan yang dekat dapat dicapai, namun tujuan
terakhir tidak dapat dicapai, seperti kata pepatah “Semakin banyak anda
mendapat, semakin banyak juga yang anda inginkan”. Tujuan akhir menarik
seseorang dari salah satu subtujuan ke subtujuan yang lain, tetapi tetap selalu
dalam masa depan yang tidak dapat dijangkau sampai mati atau sama seperti
halangan dari suatu hambatan yang tidak dapat diatasi. Menurut Allport
inilah yang menjadi motivasi bagi manusia.
Teori Allport tentang dorongan dari kepribadian yang
sehat memasukkan juga “prinsip penguasaan dan kemampuan” (principle of mastery and competence) yang berpendapat bahwa
orang-orang yang matang dan sehat tidak cukup puas dengan melaksanakan atau
mencapai tingkat-tingkat yang sedang atau yang hanya memadai. Mereka didorong
untuk melakukan sedapat mungkin, untuk mencapai tingkat penguasaan dan
kemampuan yang tinggi dalam usaha memuaskan motif-motif mereka. Pengejaran
terhadap suatu tujuan tidak pernah berakhir, apabila suatu tujuan harus
dibuang, maka motif baru harus cepat dibentuk. Orang yang sehat melihat masa
depan dan hidup dalam masa depan.
“DIRI” DARI ORANG
YANG SEHAT
Konsep “diri” (self)
merupakan suatu bagian yang penting dalam pembicaraan tentang kepribadian yang
sehat. Istilah yang dipilih Allport dalam membahas diri adalah proprium ,
karena dia ingin menghilangkan kekaburan dalam pembicaraan diri. Proprium
menunjuk kepada sesuatu yang dimiliki seseorang atau unik bagi seseorang.
Allport menyebutnya “saya sebagaimana dirasakan dan diketahui”
Perkembangan
Proprium
Proprium itu berkembang dari masa bayi sampai masa
adolesensi melalui tujuh tingkat “diri”. Munculnya proprium merupakan suatu
prasyarat untuk suatu kepribadian yang sehat.
·
“Diri”
jasmaniah
Munculnya kesadaran akan jasmani dan fisik.
·
Identitas
diri
Sadar bahwa dirinya adalah orang yang sama walaupun terus
berubah dan berkembang.
·
Harga
diri
Mengembangkan perasaan bangga dengan kemampuan diri
sendiri melalui eksplorasi diri, suatu hasil dari belajar dengan usahanya
sendiri.
·
Perluasan
diri (self extension)
Anak mulai menyadari keberadaan obyek dan orang lain dan
mengidentifikasi obyek-obyek yang menjadi bagian milik mereka dan di sekitar
mereka.
·
Gambaran
diri
Mencakup pandangan aktual dan ideal mengenai diri
sendiri, berkembang melalui interaksi dengan orang tua.
·
Diri
sebagai Pelaku Rasional
Muncul sesudah anak menyadari dan memiliki kemampuan
berpikir rasional yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah.
·
Perjuangan
Proprium (Propriate Striving)
Mencakup tujuan jangka panjang. Kesadaran eksistensi diri
dalam tujuan atau pencapaian jangka panjang. Pandangannya mengarah ke depan dan
dapat menyusun rencana jangka panjang sehingga bangunan self menjadi lengkap.
PERKEMBANGAN
KEPRIBADIAN YANG SEHAT
Menurut Allport peranan orang tua (ibu) mempengaruhi
perkembangan proprium anak. Jika seorang anak mendapat kasih sayang yang cukup,
perasaan aman, akan menumbuhkan identitas diri dan diri akan meluas. Namun jika
keamanan dan kasih sayang itu tidak dipenuhi, maka anak tersebut akan menjadi
agresif, suka menuntut, iri hati, egosentris, dan pertumbuhan psikologisnya
berkurang. Pada masa dewasa, orang itu akan dikontrol oleh dorongan-dorongan masa
kanak-kanaknya.
KRITERIA
KEPRIBADIAN YANG MATANG
Tujuh kriteria kematangan ini merupakan
pandangan-pandangan Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat.
1. Perluasan Perasaan Diri
Orang yang matang adalah mereka yang mengembangakan perhatian
di luar dirinya dengan berpartisipasi langsung dan penuh. Allport menyebutnya
“partisipasi otentik yang dilakukan oleh orang dalam beberapa suasana yang
penting dari usaha manusia.” Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan
berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat secara
psikologis. Diri menjadi tertanam dalam aktivitas-aktivitas yang penuh arti dan
aktivitas-aktivitas ini menjadi perluasan perasaan diri.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
Allport membedakan dua macam kehangatan dalam hubungan
dengan orang lain: kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan
terharu. Orang yang sehat secara psikologis akan mampu memperlihatkan keintiman
(cinta) terhadap orang tua, anak, partner, teman akrab. Cinta dari pribadi yang
sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan, sabar terhadap tingkah laku orang
lain, serta tidak mengadili atau menghukumnya Perasaan terharu adalah
suatu pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua
bangsa. Orang yang sehat memiliki kapasitas untuk memahami kesakitan,
penderitaan, ketakutan, dan kegagalan yang merupakan ciri kehidupan manusia.
3. Keamanan Emosional
Kualitas utama kepribadian adalah penerimaan diri.
Kepribadian yang sehat mampu menerima semua segi yang terdapat pada mereka,
termasuk segala kelemahan dan kekurangan tanpa menyerah secara pasif.
Kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi-emosi manusia. Dapat
mengontrol emosi mereka dan juga tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi
tersebut. Kualitas
lain dari keamanan emosional ialah apa yang disebut Allport “sabar terhadap
kekecewaan” dimana kekecewaan yang dialami bukan melumpuhkan tapi justru
menguatkan mereka.
4. Persepsi Realistis
Orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif.
Mereka tidak mempercayai situasi-situasi atau orang lain di sekitar mereka
jahat atau semuanya baik menurut prasangka pribadi terhadap realitas.
5. Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Pekerjaan itu penting dan seseorang perlu menenggelamkan
diri di dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan
keterampilan dan bakat tertentu suatu tingkat kemampuan. Orang yang sehat
akan mengarahkan keterampilan pada pekerjaan. Pekerjaan dan tanggung jawab
memberikan arti dan perasaan kontinuitas hidup. Kematangan dan kesehatan
psikologis tidak akan tercapai tanpa melakaukan aktivitas yang penting dan
melakukannya dengan penuh dedikasi, komitmen, dan keterampilan.
6. Pemahaman Diri
Kepribadian yang sehat akan mencapai suatu tingkat
pemahaman diri yang lebih tinggi daripada orang-orang yang neurotis. Orang yang
memiliki tingkat pemahaman diri yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin
memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif kepada orang lain.
Orang itu akan menjadi hakim yang bijaksana terhadap orang lain dan mudah
diterima dengan lebih baik.
7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Dorongan yang mempersatukan adalah arah (directness), dan lebih terlihat pada
kepribadian yang sehat daripada orang yang neorotis. Arah akan membimbing semua
segi kehidupan seseorang menuju suatu tujuan serta memberikan seseorang alasan
untuk hidup. Suara hati juga berperan dalam suatu filsafat hidup yang
mempersatukan. Suara
hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri
sendiri dan kepada orang lain yang mungkin berakar dari nilai-nilai agama atau
nilai-nilai etis.
Sedangkan suara hati yang tidak matang sama seperti suara hati kanak-kanak
yang patuh dan membludak, penuh dengan pembatasan dan larangan yang dibawa dari
masa kanak-kanak ke dalam masa dewasa.
REFERENSI:
Schutz, D. (1991). Psikologi
Pertumbuhan: Model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius
Oh..gitu tho ciri orang dah matang dalam kehidupan..
ReplyDeleteMantap gan seep dah mau berbagi
Telah hadir..
Sungguh luar Biasa 1001 Kumpulan Puisi Indah Selalu Update Saya Yakin Anda Pasti Suka