Tulisan ini sebenarnya merupakan tugas mata kuliah Psikologi Positif, yaitu untuk mereview satu buku yaitu buku Piece of Mind karya Sandy McGregor. Berhubung tugas ini sudah dikumpulkan dan nilai sudah keluar, dan sayang sekali kalau hanya dosen pengampu mata kuliah saja yang membacanya, maka saya copykan tulisan di sini saja, siapa tahu bisa lebih bermanfaat.
Buku “Piece of Mind” merupakan buku yang bersifat praktis yang membahas tentang cara memanfaatkan pikiran bawah sadar untuk kemajuan hidup. Saya mengatakan buku ini bersifat praktis karena memang penulis menjelaskan secara detil langkah-langkah dan teknik yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam buku ini dijumpai banyak instruksi sekaligus gambar ilustrasi, sehingga pembaca dapat secara langsung merefleksikan apa yang dibaca dengan keadaan diri sendiri dan mempraktekkan apa yang dijelaskan untuk mencapai tujuan pribadi pembaca. Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman dari penulis sendiri yaitu McGregor sehingga nampak lebih realistis. Buku ini disajikan dalam beberapa chapter. Tulisan ini akan memberikan rangkuman tulisan dari buku tersebut sekaligus refleksi yang saya lakukan setelah membaca buku tersebut.
Buku
ini dimulai dengan cerita pengalaman penulis tentang cara dia memahami kekuatan
yang ada dalam dirinya. Anak penulis adalah penderita asma yang sulit
disembuhkan. Namun setelah ditangani oleh seorang dokter, dia seperti
mendapatkan kekuatan untuk sembuh dari penyakit tersebut. Dokter itu mengajari
anaknya bagaimana cara menyembuhkan dirinya sendiri dengan pikirannya sendiri. Accelerated learning merupakan bahasan
utama dalam buku ini. Accelerated
learning terjadi ketika pikiran sadar membimbing pikiran bawah sadar untuk
menerima info dan menyimpannya di bagian otak yang bisa diingat kembali dengan
mudah (bagian otak yang mengontrol kondisi emosi kita).
Penulis
kemudian membawa pembaca untuk keluar dari zona nyaman, melawannya dan
memperluasnya. Sebagian besar orang lebih suka berada di wilayah kenyamanan. Seseorang
harus berani menghadapi resiko yang ada untuk memperluas wilayah nyaman. Kita juga
harus senantiasa memandang positif diri kita dan mengatakan hal-hal yang baik
tentang diri kita untuk membentuk citra diri positif. Accelerated learning banyak menggunakan teknik Neuro Linguistic programming (NLP), yang lahir dari penelitian
tentang tiga bentuk dasar cara belajar manusia, yakni visual, auditori, dan
kinestetik dimana tiap individu pasti memiliki kelebihan pada salah satunya.
OTAK DAN GELOMBANG OTAK
Sebagai
dasar, penulis memulai dengan menjelaskan tentang otak kita dan cara kerjanya. Otak
manusia merupakan organ yang terus tumbuh dan berkembang asal terus dipakai. Otak
manusia sendiri terdiri dari otak kiri dan otak kanan. Otak kiri berkaitan dengan matematika, angka-angka, logika, bahasa,
urutan-urutan, liner penilaian dan hal lain yang berkaitan dengan logika. Otak kanan berkaitan dengan imajinasi,
kreatifitas, seni dan hal-hal yang berkaitan dengan keindahan. Menurut
para ahli, otak manusia rata-rata hanya digunakan sekitar 4-5% saja dan pada
orang jenius hanya mampu digunakan sebesar 5-6% saja. Kita dapat meningkatkan
daya kinerja otak dengan latihan khusus. Keseimbangan kerja dari otak kiri dan
otak kanan akan menambah efektifitas dari kerja otak.
Otak
juga terdiri atas zona sadar dan bawah sadar. Zona sadar kira-kira terdiri
dari 12% sedangkan zona bawah sadar lebih dominan, yakni terdiri dari 88%. Pikiran
bawah sadar sangat luas dan memiliki kekuatan yang besar. Antara pikiran sadar
dan pikiran bawah sadar dibatasi oleh sistem aktivasi retikular (reticular activating system) yang
fungsinya sebagai filter yang akan melindungi seseorang dari informasi yang tak
perlu dan berlebihan agar ia tetap waras. Pikiran bawah sadar menentukan citra
diri seseorang. Untuk membentuk citra yang positif, seseorang perlu memikirkan
hal positif dan mengatakannya pada diri sendiri hingga pikiran tersebut masuk
ke bawah sadar dan akhirnya mengambil alih dan membentuk citra diri seseorang.
Dalam otak juga terdapat sistem limbik yang berfungsi mengontrol emosi,
seksualitas, dan kesenangan. Emosi merupakan kunci dalam belajar sebab emosi
berpengaruh terhadap memori. Ketika emosi kita positif, pikiran sadar kita
membimbing pikiran bawah sadar untuk menerima informasi dan menyimpannya di
otak, sehingga dapat diingat dengan mudah.
Salah
satu cara yang digunakan untuk dapat mengingat sesuatu dengan mudah adalah
menggunakan “mind map” atau “mindscapes” dan “Mind Clustering”. Proses belajar
menggunakan mind map ini menggunakan simbol, warna-warna, dan garis-garis dan berupaya
melibatkan semua bagian otak sehingga membuat proses belajar menjadi lebih
cepat. Tulisan yang berisi informasi akan dibaca oleh otak kiri sedang peta,
garis dan warna akan dibaca oleh otak kanan. Mind map dapat digunakan dalam
beragam hal seperti membantu dalam hal belajar, pidato, membuat esai, dan
lain-lain. Contoh mind map adalah sebagai berikut.
Otak
memiliki beberapa jenis gelombang energi yang dapat diukur yang dinamakan sebagai gelombang otak delta, theta, beta dan
alpha.
· Gelombang
Delta (0,5-3,5 cps) merupakan kondisi dimana saat seseorang tertidur lelap tanpa mimpi, dimana otak
sedang tidak ada pikiran, badan beristirahat total. Gelombang ini berfungsi untuk
penyembuhan alamiah dan peremajaan sel-sel tubuh.
· Gelombang Theta (3,5-7
cps) merupakan kondisi dimana pikiran menjadi kreatif dan inspiratif, dapat
berpikir cukup jernih (pikiran sangat sadar dan terkontrol) tetapi tidak bisa
merasakan badan. Pada fase ini, seseorang mengalami tidur REM (bermimpi).
· Gelombang Alpha (7-13
cps) merupakan keadaan yang rileks dan membuka jalan menuju 88% kekuatan bawah
sadar. Pada kondisi ini, kita akan fokus karena kita dapat berpikir satu hal
pada satu saat. Gelombang ini paling cocok untuk kita belajar.
· Gelombang
Beta merupakan kondisi pada saat terjaga, aktif bergerak untuk melakukan
berbagai hal yang dapat menimbulkan stress. Hal ini diakibatkan karena
perhatian kita terpecah oleh dua pikiran bersamaan.
Seperti
dijelaskan sebelumnya, otak memiliki sistem aktivasi retikular (reticular activating system) yang
fungsinya sebagai filter yang akan melindungi seseorang dari informasi yang tak
perlu dan berlebihan agar ia tetap waras. Filter ini akan tertutup pada keadaan
beta, ingatan-ingatan yang dianggap tidak perlu akan disaring agar tidak
menyebabkan otak menjadi sibuk. Inilah sebabnya saat seseorang sedang tegang
atau gugup atau stress ia tidak dapat mengingat informasi secara baik. Ketika
seseorang berada dalam kondisi alpha atau theta dan sedang fokus belajar maka
filter tersebut akan terbuka sehingga informasi baru bisa masuk. Keadaan alpha
merupakan keadaan untuk mengingat kembali informasi dan pada saat itu filter
terbuka setengahnya untuk mengeluarkan informasi. Pada kondisi delta, filter
juga akan terbuka dan semua informasi baru akan dapat masuk dengan mudah. Namun
kita tidak dapat menahan informasi ini karena pikiran sadar tidak berfungsi. Untuk
dapat memasuki keadaan alpha dapat dilakukan dengan relaksasi.
TEMPAT KEDAIMAIAN
Menciptakan
kedamaian dalam diri merupakan salah satu cara untuk membuat diri manusia
berkembang secara optimal karena terlepas dari stress. Stress merupakan faktor
penghambat kerja pikiran. Tempat kedamaian adalah tempat imajiner atau
khayalan yang digunakan untuk merilekskan pikiran. Ada beberapa langkah yang
dapat digunakan untuk pergi ke tempat kedamaian. Pertama
dengan mengambil
posisi nyaman, lalu bernapas yang dalam dan menutup mata. Gunakan semua indera
dan kita sendiri yang memegang kendali kemudian buatlah hanya 1 tempat kedamaian
supaya dapat otomatis dan melakukan porpoising (20 kali sehari). Relaksasi
dapat dilakukan saat mandi, di meja kerja, saat menunggu, di depan komputer,
dan lainnya.
Pikiran
bawah sadar tidak memiliki mekanisme yang mampu membedakan antara mana yang
nyata dan mana yang tidak nyata. Beberapa hukum pikiran bawah sadar adalah:
1.
Positif
: bahasa untuk berbicara dengan pikiran bawah sadar adalah bahasa yang positif.
Perintah yang negatif akan dimengerti secara positif.
2.
Present
(saat ini) : pikiran bawah sadar akan menerima kata “saat ini”.
3.
Pribadi
: pikiran bawah sadar menerima kata “saya” yang berarti kita berbicara pada
diri sendiri (self talk)
4.
Persisten
(pengulangan): saat berbicara dengan pikiran bawah sadar harus berulang-ulang
agar benar-benar tersimpan di dalam pikiran bawah sadar.
5.
Passion:
perasaan yang positif dalam memprogram pikiran bawah sadar. Passion
Jangkar emosi merupakan cara untuk memanggil
kembali dengan cepat getaran energi di tubuh kita yang dialami bersamaan dengan
emosi yang dirasakan, dapat berupa sebuah kata yang disukai atau sentuhan
terhadap diri. Jangkar emosi dilakukan dengan melibatkan perasaan. Tujuannya
adalah membantu pikiran bawah sadar agar cepat menerima perintah untuk meraih
tujuan. Kita memanfaatkan pikiran-pikiran baik untk meningkatkan harga diri.
Pikiran yang baik dibiarkan masuk ke pikiran bawah sadar sedangkan pikiran
buruk dibuang jauh-jauh.
MENETAPKAN TUJUAN
Pikiran
bawah sadar menyimpan energi yang sangat besar, sehingga untuk menetapkan
tujuan bisa dilakukan dengan terlebih dahulu memprogram pikiran bawah sadar. Rumuskan
tujuan dalam diri atau dalam pikiran secara ringkas, positif, dalam bahasa present tense dan menggunakan kata
“saya”. Tujuan yang ditulis tersebut akan menjadi penguat bagi diri sendiri
untuk terus maju. Tujuan ini sebaiknya SMART,
yaitu Spesifik (jelas), Measurable
(dapat diukur), Achievable (dapat
dicapai), Reality based (berdasarkan
kenyataan), dan Time based (ada
batasan waktu).
Penetapan
tujuan atau goal seting membuat diri kita bisa memfokuskan energi ke arah
tujuan kita tersebut. Tujuan juga perlu dibuat dalam beberapa prioritas
pencapaian. Karena pikiran bawah sadar tidak dapat membedakan kenyataan dengan
imajinasi, maka setelah menetapkan tujuan kita saat kita sudah merumuskan
tujuan secara jelas dan nyata maka kita juga bisa memvisualisasikan seolah-olah
kita telah mencapainya. Kita merasakan bagaimana perasaan keberhasilan itu
mendatangkan kebahagiaan. Hal ini akan
membuat kita optimis dan percaya diri.
Setelah
memaparkan banyak hal terkait pikiran bawah sadar manusia, otak, dan menetapkan
tujuan, penulis mengajak pembaca untuk mempraktekkan langsung apa yang sudah
dipelajari dalam buku ini. Hal ini dilakukan dengan duduk dengan posisi yang
nyaman, mengambil nafas yang dalam dan tutup mata, pergi ke tempat kedamaian,
memutar mata ke atas dan ke bawah, menetapkan tujuan, membayangkan
keberhasilan, menggunakan jangkar emosi, menghitung 1-5 atau tarik nafas yang
dalam.
REFLEKSI
Buku
ini adalah buku yang memberikan penggambaran tentang pikiran manusia secara
mendalam dan unik, namun juga memberikan petunjuk praktis bagi pembacanya. Saya
katakan unik karena memang apa yang dipaparkan dalam buku ini masih sedikit
orang awam yang tahu, meskipun bagi kalangan akademisi mungkin sudah cukup
familiar dengan apa yang disampaikan. Buku ini merupakan buku motivasi
sekaligus buku yang memberikan penjelasan ilmiah mengenai cara belajar dan cara
mencapai tujuan.
Buku
ini seperti gabungan dari buku “Quatum Learning” dan buku “The Secret”.
Keduanya berdasarkan pada hal yang hampir sama yakni tentang teori kuantum
dengan kekuatan pikiran manusia, hanya fokusnya saja yang berbeda. Jika Quantum
Learning fokus pada proses belajar, The Secret fokus pada pencapaian tujuan.
Buku ini memberikan kedua hal tersebut. Dan dengan memahami sekaligus
mempraktekkan langkah-langkah yang dipaparkan dalam buku ini, kita akan
mendapat sesuatu mengenai pemanfaatan alam bawah sadar dan fungsi otak secara
lebih maksimal dalam proses belajar maupun dalam menggapai tujuan kita.
Saya
juga mengatakan buku ini praktis, karena selama membaca buku ini saya selalu
merefleksikannya dengan diri saya sendiri. Saya diajak untuk menyelami pikiran
saya sendiri serta kebiasaan apa yang saya lakukan. Buku ini seolah-olah tahu
apa yang sering terjadi pada saya serta apa yang salah dengan kebiasaan saya
selama ini. Buku ini cukup interaktif. Dengan adanya sesi latihan pada beberapa
bagian membuat pembaca dapat dengan langsung mengaplikasikan apa yang ditulis
dalam buku tersebut. Namun ada sedikit yang hilang pada buku ini. Sama seperti
buku-buku semacam ini yang berasal dari Barat, aspek Ketuhanan tidak sedikitun
disinggung. Padahal jika dilihat di kajian Psikologi di Indonesia, ibadah juga
bisa menjadi sarana untuk melakukan relaksasi atau penemuan Tempat Kedamaian
seperti yang disinggung di dalam buku ini. Buku ini mungkin “benar”, namun
dalam hal konteks dimana mayoritas orang Indonesia adalah orang yang religius
maka ada satu bagian penting yang hilang dari buku ini.
REFERENSI
MacGregor, Sandy. (2003). Piece of Mind. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Justru karena itu mereka menggiring utk menTuhankan pikiran, meniadakan Tuhan sbg Sang Maha Segalanya, digantikan dg "akulah" pencipta dan pewujud segala keinginan
ReplyDeleteIntinya buku ini tdk bisa juga merubah seseorang dgn pasti untuk menuju yg di inginkan dgn teorinya..kalao bisa pasti dia akan membuka praktek langsung mencetus orang orang sukses tanpa ke gagalan..kususnya bagi keluarganya tetangganya bahkan negaranya
ReplyDeleteMeniadakan aspek ketuhanan di sini, di sinilah keunggulannya, supaya kita terbiasa dengan sebuah latihan, dan tak perlu terlalu dalam ke arah sana.
ReplyDelete