Secara umum Baron dan Kenny (1986) menyebut istilah moderator
sebagai variabel yang dapat berupa kualitatif (misal: jenis kelamin, suku)
maupun kuantitatif (misal: skor depresi) yang dapat mempengaruhi arah dan/atau
kuat lemahnya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Sebagai
contoh, jenis kelamin bisa menjadi moderator pada hubungan antara banyaknya
diskon dengan pengeluaran perbulan. Pada wanita, mungkin semakin besar diskon,
pengeluaran per bulan juga akan semakin meningkat. Namun pada laki-laki, tenyata
semakin banyak diskon pengeluaran perbulannya adalah sama. Jenis kelamin dalam
hal ini menjadi moderator karena besarnya hubungan antara banyak diskon dengan
pengeluaran perbulan berbeda pada tiap kelompok.
Jenis-jenis
variabel moderator
Jenis-jenis variabel moderator dapat dikelompokkan dalam
beberapa jenis berdasarkan ada tidaknya hubungan interaksi antara variabel
moderator dengan variabel prediktor (variabel independen) dan ada tidaknya
hubungan antara variabel moderator dengan variabel kriteria (variabel dependen).
Jenis-jenis variabel moderator dapat dilihat di tabel di bawah ini.
Sumber: sugiono (2004)
Analisis Variabel
Moderator
Ada beberapa cara untuk menganalisis peran moderator suatu
variabel. Cara analisis ini juga dipengaruhi oleh jenis data variabel moderator
dan variabel independennya. Jika variabel
independen dan variabelnya moderator berupa data kategorikal, maka analisis yang dilakukan cukup dengan anova dua jalur. Efek moderasi terjadi
jika efek interaksi antara dua kategori
signifikan. Jika variabel independen berupa skor sedangkan variabel
moderator berupa kategori, maka analisis peran moderasi dapat dilakukan dengan analisis
sub-kelompok. Peran moderasi dapat diindentifikasi jika pada dua kelompok
tersebut, koefisien korelasinya berbeda secara signifikan. Secara umum
pertimbangan analisis untuk masing-masing kasus dapat dilihat di gambar di
bawah. Penjelasan detil tentang ini akan dibahas di tulisan lain.
Sumber: Sugiono (2004)
Bentuk variabel moderator yang paling umum dijumpai di
tesis adalah variabel moderator berbentuk skor dengan variabel independen yang
berbentuk skor pula. Analisis yang paling umum dilakukan adalah dengan analisis
Moderated Regression Analysis (MRA). MRA ini juga sudah dibahas di blog Pak
Wahyu Widhiarso (di sini), dan banyak diacu oleh mahasiswa dalam analisis tesisnya. Cara
analisis MRA ini adalah dengan membandingkan tiga persamaan regresi dan melihat
signifikansi pengaruh variabel interaksi (perkalian antara independen dan
moderator) terhadap variabel dependen. Jika variabel interaksi ini signifikan,
maka ada efek moderasi.
Analisis dengan
PROCESS
Cara lain yang lebih praktis yang dapat digunakan adalah
dengan PROCESS. PROCESS adalah macro yang dibuat oleh Andrew F. Hayes yang
dapat diinstal di SPSS yang dapat digunakan untuk melakukan analisis moderator
dan mediator atau kedua secara bersamaan. Keunggulan dari PROCESS ini adalah,
kita hanya perlu melakukan satu kali analisis untuk melihat efek moderasi. Selain
itu, PROCESS juga bisa digunakan untuk membuat model yang lebih kompleks dengan
variabel moderator dan mediator lebih dari satu.
PROCESS dapat didownload secara gratis di link berikut http://www.processmacro.org/download.html.
Silakan download PROCESS versi terbaru yakni v3.0. Jika sudah didownload, buka
SPSS dan buka folder yang sudah didownload tadi. Masuk ke folder PROCESS v3.0 for SPSS, lalu doble klik pada file process.spd untuk menginstal PROCESS ke
SPSS. Jika cara ini tidak berhasil, maka kita bisa menginstal manual di SPSS
dengan klik menu utilities – custom dialogs
– install custom dialog. Lalu pilih file process.spd di komputer anda. Jika PROCESS sudah berhasil
terinstall, maka akan muncul menu baru pada analyze – resgression – PROCESS v3.0 seperti tampak pada gambar di
bawah.
Contoh Penelitian
Berikut akan disajikan contoh penelitian fiktif untuk
analsis peran moderator. Penelitian ini dilakukan di suatu restoran. Pemilik restoran
resah, karena meskipun kualitas pelayanan yang diberikan karyawannya sudah baik, ternyata
tidak terlalu berdampak pada kepuasan konsumen. Setelah diteliti lebih jauh,
ada dugaan bahwa kecantikan karyawan turut mempengaruhi hubungan antara
kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen tersebut. Maka berikut desain
penelitiannya.
Variabel independen :
kualitas pelayanan
Variabel dependen :
kepuasan konsumen
Variabel moderator :
kecantikan karyawan
Pertanyaan :
apakah kecantikan karyawan menjadi moderator hubungan antara kualitas pelayanan
dan kepuasan konsumen?
Hipotesis :
kecantikan karyawan menjadi moderator hubungan antara kualitas pelayanan dan
kepuasan konsumen. Semakin tinggi kecantikan, maka semakin kuat hubungan antara
pelayanan dan kepuasan.
Analisis Data
Data yang digunakan dalam contoh analisis ini dapat
didownload disini. Untuk melakukan uji peran moderator ikuti langkah-langkah berikut.
- Masuk ke menu analyze – regression – PROCESS v3.0.
- Masukkan variabel kepuasan ke variabel Y,
pelayanan ke variabel X, dan kecantikan ke variabel moderator W.
- Pada bagian model number, jangan lupa pilih model 1 untuk analisis moderator sederhana.
- Klik options, lalu centang generate code for visualizing interaction dan mean center for construction of product. Kemudian pada conditioning value pilih -1SD, mean, +1SD. Cara ini adalah cara yang
dianjurkan oleh Cohen and Cohen (1983) untuk melihat garis korelasi pada tiga
kelompok, yakni kelompok rendah (<-1SD), kelompok sedang (mean), dan
kelompok tinggi (>+1SD).
- Klik continue,
dan OK
Catatan: model
number ini berbeda untuk tiap model yang berbeda, misalnya untuk model mediator
sederhana adalah model 4. Template untuk melihat kesesuaian model di PROCESS
dengan model yang kita hipotesiskan dapat dilihat di file berikut.
Output analisis PROCESS dapat dilihat pada gambar di
bawah.
Untuk melihat adanya efek moderasi, kita cukup melihat
pada bagian int_1. Int_1 merupakan perkalian antara
pelayanan dan kecantikan. Jika efek int_1 ini signifikan, berarti ada efek
moderasi disini, yang artinya kecantikan berperan sebagai variabel moderator
hubungan antara pelayanan dan kepuasan. Dari ouput di atas terlihat bahwa int_1
memiliki t=3,75 dan p<0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa variabel
kecantikan berperan sebagai moderator.
Melihat
visualisasi interaksi
Selanjutnya, untuk melihat bagaimana bentuk interaksinya
kita dapat melihat melalui visualisasi pada garis korelasi pada kelompok
rendah, sedang, dan tinggi. Untuk membuat scatterplot, kita tinggal copy code
yang sudah diberikan di output, kemudian kita paste pada halaman syntax.
Ikuti langkah berikut:
- Doble klik pada output, sehingga kita bisa mengedit bagian output.
- Blog bagian seperti pada gambar, lalu copy
- Buka file syntax baru, dengan cara klik file – new- syntax
- Paste pada syntax baru tersebut. Kemudian alu
klik Run – All
- Maka akan muncul output baru berupa scaterplot
data kita.
- Untuk memunculkan garis korelasi di scaterplot
kita, doble klik pada gambar, lalu kita akan diarahkan pada halaman chart editor.
- Klik add
fit line at subgroup. Lalu akan muncul garis ada masing-masing kelompok.
Dari gambar di atas kita dapat mengambil kesimpulan, pada
kelompok kecantikan yang tinggi (warna abu-abu), terhadap hubungan positif yang
kuat antara pelayanan dan kecantikan. Semakin tinggi pelayanan semakin tinggi
pula kepuasannya. Namun pada kelompok kecantikan yang rendah (warna ungu),
tidak terdapat hubungan antara pelayanan dan kepuasan. Semakin tinggi pelayanan
ternyata tidak diikuti dengan semakin tingginya kepuasan. Kepuasan yang ada
justru relatif stabil. Dengan demikian hipotesis kita yang berbunyi kecantikan karyawan menjadi moderator hubungan antara kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen diterima. Semakin tinggi kecantikan, maka semakin kuat hubungan antara pelayanan dan kepuasan.
Referensi:
Baron, R.M. & Kenny, D.A. 1986. The
Moderator-Mediator Variable Distinction in Social Psychological Research:
Conceptual, Strategic, and Statistical Considerations. Journal of personality and Social
Psychology. 51 (6), 1173-1182
Cohen, J., & Cohen, P. (1983). Applied multiple regression/correlation analysis for the
behavioral
sciences (2nd Ed.). Hillsdale, NJ: Erlbaum.
Sugiono. (2004). Konsep, identifikasi, alat analisis dan
masalah penggunaan variabel moderator. Jurnal
Studi Manajemen & Organisasi. 1(2), 61-70
Bagaimana bila variabel independen yg digunakan lebih dari 2 atau bahkan 4? Apakah aplikasi di atas masih bisa digunakan? mohon pencerahannya...Terimakasih..
ReplyDeleteTidak, by default PROCESS hanya dapat dilakukan untuk analisis dengan 1 variabel independen
DeleteTapi, dalam artikel di atas, tertulis :
ReplyDelete"Keunggulan dari PROCESS ini adalah, kita hanya perlu melakukan satu kali analisis untuk melihat efek moderasi. Selain itu, PROCESS juga bisa digunakan untuk membuat model yang lebih kompleks dengan variabel moderator dan mediator lebih dari satu."
Apa yg dimaksud dg model yg lebih kompleksi dan mediator lebih dari satu tsb?
Saya benar-benar bingung nih, Pak...mohon bantuan dan pencerahannya..
Terimakasih.
Saya sedang proses mengerjakan thesis, dg 3 variabel independen (Harga, Purna jual, dan Merk), variabel moderating Lingk. Teman, dan Keputusan Pembelian sbg variabel Dependennya, apakah bisa menggunakan aplikasi di atas? ataukah harus saya interaksi satu per satu modelnya?
DeleteIya, model yang lebih kompleks maksudnya variabel moderator/mediatornya lebih dari satu. Namun tetap, variabel independennya hanya bisa satu. Misalkan dalam kasus artikel di atas, ternyata hubungan antara kualitas pelayanan dan kepuasan dimoderatori oleh kecantikan dan rasa makanan. Kasus tersebut dapat dianalisis dalam satu kali analisis dengan PROCESS. Namun jika variabel independenna lebih dari satu, maka interaksi harus diperiksa satu per satu
Deletekalau yg mediator dibahas juga bos? mnta link nya
ReplyDeleteKalau yg mediator dengan PROCESS belum sempat bikin artikelnya. Kalau mediator dengan regresi biasa dari panduan Baron dan Kenny dapat dilihat di sini https://www.semestapsikometrika.com/2017/12/analisis-regresi-dengan-variabel.html
DeletePermisi pak, saya mau tanya. Kalau variabel moderator saya itu jenis kelamin dan variabel independen saya kecerdasan emosi. Teknik analisis apa yg bisa saya gunakan? Terimakasih.
ReplyDeleteSemoga artikel ini bisa membantu
Deletehttps://statistics.laerd.com/spss-tutorials/dichotomous-moderator-analysis-using-spss-statistics.php
Terima kasih atas materi pengayaannya
ReplyDeletedata untuk contoh analisisnya tidak bisa didownload pak
ReplyDeleteSaya coba bisa kok. Silakan dicoba lagi
DeleteMantap pak
ReplyDeletePak ijin bertanya, jika variabel moderating yg digunakan di penelitian eksperimen. Apakah bisa menggunakan anova atau tidak? Terimakasih
ReplyDeletePROCESS ini apakah hanya melihat efek moderasinya saja? apakah sekalian dapat melihat hubungan X dan Y nya?
ReplyDeletebisa banyak bgt varianny klo process, 30 lebih model analisis, bisa wa ke 089527778999 untuk software n ebook nya
ReplyDeletePak jika variabel moderatornya smpai dengan 4 variabel. Dalam model number, model brpa yg harus saya gunakan pak?
ReplyDeletePak saya mau bertanya apabila variabel moderator saya masa kerja pakai path analisis bagaimana ya cara pengerjaannya, dan variabel x saya karakteristik pekerjaan dan y nya kepuasan kerja itu bagaimana ya pak, mohon di bantu pak, terimakasih
ReplyDeleteSaat add fit line group kok tidak bisa ya? Mohon pencerahanya
ReplyDeletePak, jika variable moderator saya adalah low-high motivation, indepentnya Stratrgy SQ5R lalu dependentnya adalah Reading Comprehension, bagaimana yah?
ReplyDelete