Dalam proses penyusunan alat tes, proses seleksi item menjadi bagian yang sangat krusial. Proses ini bertujuan untuk memilih item mana saja yang layak kita masukkan dalam alat tes kita. Dalam analisis dengan teori tes klasik, daya diskriminasi item menjadi salah satu paramater yang paling utama dalam seleksi item. Daya diskriminasi item menunjukkan seberapa baik item dalam membedakan individu mana yang memiliki kemampuan dan mana yang tidak. Dalam konteks tes kognitif, dimana jawaban soal hanya diskor benar dan salah (1/0), ada tiga jenis parameter diskriminasi item yang biasa digunakan, yakni indeks diskriminasi item, korelasi point-biserial, dan korelasi biserial. Diantara ketiganya, terkadang kita bingung mau menggunakan yang mana karena tidak terlalu memahami perbedaannya. Tulisan ini akan menjelaskan perbedaan ketiganya dan bagaimana penggunaannya.
Dalam proses penyusunan alat tes, proses seleksi item menjadi bagian yang sangat krusial. Proses ini bertujuan untuk memilih item mana saja yang layak kita masukkan dalam alat tes kita. Dalam analisis dengan teori tes klasik, daya diskriminasi item menjadi salah satu paramater yang paling utama dalam seleksi item. Daya diskriminasi item menunjukkan seberapa baik item dalam membedakan individu mana yang memiliki kemampuan dan mana yang tidak. Dalam konteks tes kognitif, dimana jawaban soal hanya diskor benar dan salah (1/0), ada tiga jenis parameter diskriminasi item yang biasa digunakan, yakni indeks diskriminasi item, korelasi point-biserial, dan korelasi biserial. Diantara ketiganya, terkadang kita bingung mau menggunakan yang mana karena tidak terlalu memahami perbedaannya. Tulisan ini akan menjelaskan perbedaan ketiganya dan bagaimana penggunaannya.
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)