Channel Youtube ini adalah cita-cita lama saya untuk memudahkan pembaca yang memiliki keterbatasan waktu untuk membaca penuh artikel atau pembaca yang kesulitan memahami bahasa tulis. Berhubung laptop saya adalah laptop tua yang bersuara keras jika digunakan untuk rekaman, ditambah lagi sering nge-hang jika digunakan untuk analisis data yang berat, maka proses rekaman menjadi terhambat. Cita-cita membuat channel Youtube akhirnya terealisasi berkat dukungan istri (laptop istri lebih tepatnya). Dikarenakan istri sekarang sudah berubah status menjadi full time mother, jadi laptopnya nganggur dan sayang kalau tidak diberdayakan. Jadilah laptop tersebut jadi modal bagi saya untuk rekaman dan membuat channel Youtube ini.
Analisis dan Seleksi Item Skala dengan SPSS
Hanif Akhtar
Dalam proses penyusunan skala, setelah skala dievaluasi oleh para pakar terkait revelansi item dan juga tata bahasanya, skala tersebut harus diujicobakan ke subjek dalam jumlah besar (lebih dari 30 orang). Uji coba ini dilakukan guna melihat reliabilitas skala dan juga daya diskriminasi (korelasi item-total) masing-masing item. Proses ini dapat dilakukan dengan bantuan software analisis data, salah satunya SPSS.
Analisis Regresi Tunggal dan Berganda dengan SPSS
Hanif Akhtar
Koefien korelasi hanya mampu menggambarkan kuat lemahnya hubungan dua variabel, namun tidak mampu menjelaskan hubungan funsional variabel mana yang menjadi sebab dan variabel mana yang menjadi akibat. Analisis regresi mempelajari bentuk hubungan antara satu atau lebih variabel bebas (X) dengan satu variabel tergantung (Y). Oleh karena itu, secara umum dapat dikatakan analisis regresi merupakan kelanjutan dari analisis korelasi karena dapat menentukan daya prediksi perubahan variabel Y akibat perubahan variabel X. Untuk dapat melakukan analisis regresi, data kita minimal harus berada pada level interval dan terdistribusi normal. Untuk menguji asumsi normalitas, dapat dilihat di sini.
Analisis Korelasi Pearson dan Korelasi Parsial dengan SPSS
Hanif Akhtar
Korelasi dapat diartikan sebagai hubungan antar variabel. Jadi analisis korelasi pada prinsipnya adalah untuk melihat seberapa kuat hubungan antar variabel dan bagaimana arahnya. Kuat lemahnya hubungan dinyatakan dalam koefisien korelasi yang sering disingkat r. Sementara arah hubungan ditunjukkan dengan hubungan positif atau negatif. Jika dua variabel memiliki hubungan yang positif, maka semakin tinggi suatu variabel semakin tinggi pula variabel yang lain. Namun jika dua variabel memiliki hubungan yang negatif, maka semakin tinggi suatu variabel semakin rendah variabel yang lain. Dalam korelasi semua variabel memiliki kedudukan yang sama, dan tidak ada variabel yang mempengaruhi (independen) atau variabel yang dipengaruhi (dependen).
Subscribe to:
Posts (Atom)
Channel Youtube ini adalah cita-cita lama saya untuk memudahkan pembaca yang memiliki keterbatasan waktu untuk membaca penuh artikel atau pembaca yang kesulitan memahami bahasa tulis. Berhubung laptop saya adalah laptop tua yang bersuara keras jika digunakan untuk rekaman, ditambah lagi sering nge-hang jika digunakan untuk analisis data yang berat, maka proses rekaman menjadi terhambat. Cita-cita membuat channel Youtube akhirnya terealisasi berkat dukungan istri (laptop istri lebih tepatnya). Dikarenakan istri sekarang sudah berubah status menjadi full time mother, jadi laptopnya nganggur dan sayang kalau tidak diberdayakan. Jadilah laptop tersebut jadi modal bagi saya untuk rekaman dan membuat channel Youtube ini.
Dalam proses penyusunan skala, setelah skala dievaluasi oleh para pakar terkait revelansi item dan juga tata bahasanya, skala tersebut harus diujicobakan ke subjek dalam jumlah besar (lebih dari 30 orang). Uji coba ini dilakukan guna melihat reliabilitas skala dan juga daya diskriminasi (korelasi item-total) masing-masing item. Proses ini dapat dilakukan dengan bantuan software analisis data, salah satunya SPSS.
Koefien korelasi hanya mampu menggambarkan kuat lemahnya hubungan dua variabel, namun tidak mampu menjelaskan hubungan funsional variabel mana yang menjadi sebab dan variabel mana yang menjadi akibat. Analisis regresi mempelajari bentuk hubungan antara satu atau lebih variabel bebas (X) dengan satu variabel tergantung (Y). Oleh karena itu, secara umum dapat dikatakan analisis regresi merupakan kelanjutan dari analisis korelasi karena dapat menentukan daya prediksi perubahan variabel Y akibat perubahan variabel X. Untuk dapat melakukan analisis regresi, data kita minimal harus berada pada level interval dan terdistribusi normal. Untuk menguji asumsi normalitas, dapat dilihat di sini.
Korelasi dapat diartikan sebagai hubungan antar variabel. Jadi analisis korelasi pada prinsipnya adalah untuk melihat seberapa kuat hubungan antar variabel dan bagaimana arahnya. Kuat lemahnya hubungan dinyatakan dalam koefisien korelasi yang sering disingkat r. Sementara arah hubungan ditunjukkan dengan hubungan positif atau negatif. Jika dua variabel memiliki hubungan yang positif, maka semakin tinggi suatu variabel semakin tinggi pula variabel yang lain. Namun jika dua variabel memiliki hubungan yang negatif, maka semakin tinggi suatu variabel semakin rendah variabel yang lain. Dalam korelasi semua variabel memiliki kedudukan yang sama, dan tidak ada variabel yang mempengaruhi (independen) atau variabel yang dipengaruhi (dependen).
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)