Untuk
mementukan sampel dari populasi, peneliti perlu menggunakan rumus statistik
untuk menentukan jumlah sampel minimal yang dibutuhkan. Ada beberapa formula
yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah sampel dari suatu populasi yang
diketahui. Misal peneliti ingin meneliti IQ orang Indonesia, maka peneliti
dapat mengetahui jumlah populasi dan tahu karakteristik perilaku populasinya
karena IQ selalu mengikuti kurve normal. Namun bagaimana jika peneliti ingin
meneliti opini mahasiswa terhadap partai politik yang tidak diketahui
karakteristik perilaku populasinya? Untuk kasus kedua dimana peneliti tidak
tahu perilaku populasinya, peneliti dapat menggunakan rumus Slovin. Jadi rumus Slovin merupakan rumus untuk menghitung jumlah sampel minimal pada populasi yang tidak diketahui. Rumus ini begitu populer di kalangan mahasiswa, terutama untuk tugas akhir mereka.
Bagaimana menghitung dengan
Rumus Slovin?
Rumus
Slovin dapat dituliskan sebagai berikut
n
= jumlah sampel minimal
N
= jumlah populasi
e
= margin of error / error tolerance
Misal
seorang peneliti melakukan penelitian tentang sikap mahasiswa terhadap partai politik dengan jumlah populasi
1.000 orang, dan peneliti tersebut menetapkan tingkat kesalahan yang
ditoleransi adalah 5%, maka dengan formula tersebut dapat dihitung jumlah
sampel minimal yang diperlukan adalah n = 1.000 / 1 + (1.000x0,05x0,05) = 286.
Dengan demikian penelitian tersebut setidaknya harus melibatkan 286 mahasiswa.
Masalah dengan Rumus Slovin
Rumus
Slovin dapat memberikan gambaran kasar untuk menentukan jumlah sampel. Namun,
rumus non-parametrik ini tidak memiliki ketelitian matematis (Ryan, 2013).
Misalnya, tidak ada cara untuk menghitung power statistik (yang memberikan
informasi seberapa besar kemungkinan penelitian membedakan efek aktual). Padahal ukuran sampel berdampak langsung pada power statistik, sedangkan jika power statistik rendah, akan menghasilkan kesimpulan yang tidak akurat. Selain
itu, tidak jelas dari sumber referensi teks apa tepatnya yang dimaksud
"margin of error" dalam rumus ini. Beberapa teks mengatakan e dalam rumus ini adalah margin of error, beberapa lainnya mengatakan error tolerance. Dilihat dari konteksnya, hampir pasti ini adalah nama lain untuk
menyebut alpha (α) dalam statistik klasik. Lagipula, jika memang e dalam rumus ini adalah margin of error, bagaimana kita bisa menetapkannya terlebih dahulu padahal standar deviasi populasinya saja tidak diketahui. Rumus ini juga hanya masuk akal jika digunakan untuk penelitian yang tujuannya menghitung persentase, bukan untuk penelitian korelasional.
Selain
masalah power statistik dan penggunaan istilah yang kurang tepat, masalah lain yang
menyebabkan rumus ini memiliki reputasi kurang baik di kalangan akademis dunia
(tapi di Indonesia cukup populer) adalah karena asal usul rumus ini yang tidak
jelas muncul dari mana. Sampai saat itu belum diketahui siapakah Slovin yang
dimaksudkan dalam rumus ini. Dalam berbagai literatur juga tidak diketahui
sipakah Slovin yang telah menciptakan rumus ini. Desas-desus yang berhembus, rumus
ini diciptakan oleh Michael Slovin, namun desas-desus yang lain mengatakan
bahwa Slovin yang dimaksud adalah Mark Slovin, Kulkol Slovin, dan ada pula
Robert Slovin, entah mana yang betul.
Di
buku statistika dan metodologi penelitian terbitan Indonesia, sepertinya
bukunya Arikunto dan Sugiyono, rumus ini banyak disebutkan, begitupun cara
menghitungnya. Di buku terbitan asing pun juga ada, seperti di buku “Elementary Statistics: A Modern Approach”
oleh Altares et. Al (dalam buku itu disebut Sloven). Terlebih lagi, beberapa
website tentang statistika juga banyak yang mencantumkan cara menghitung dengan
rumus ini. Namun semuanya tidak ada yang mensitasi satu dokumen yang dijadikan
rujukan rumus tersebut. Wikipedia, tempat dimana segala informasi ada di sana
juga tidak mampu memberikan keterangan lebih lanjut mengenai siapakah rumus ini
dan siapakah penemunya. Di berbagai forum peneliti dunia, seperti di Researchgate atau di Stackexchange, siapakah Slovin ini sesungguhnya juga masih
menjadi perdebatan (lebih ke arah olok-olok terhadap asal-usul Slovin ini
sebenarnya).
Rumus
ini sendiri begitu populer di beberapa negara berkembang, terutama di Indonesia
dan Filipina karena buku metodologi penelitian yang banyak disitasi di kedua
negara tersebut menyebutkan rumus ini. Rumus ini sering dijadikan justifikasi
mahasiswa untuk mengerjakan skripsinya ketika kebingungan mencari berapa jumlah
sampel ideal untuk penelitian mereka. Meskipun sekilas rumus ini nampak
sederhana dan praktis, seolah-olah kita bisa langsung tahu bahwa sampel minimal
yang diambil dari rumus nantinya mempunyai tingkat kesalahan sesuai dengan
rumus ini. Namun kenyataannya ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan sampel, setidaknya dari tiga komponen statistik yaitu statistical power, effect size, dan signifikansi (baca lebih lanjut di sini). Selain itu, dari berbagai
tinjauan literatur, tampaknya tidak ada orang bernama Slovin yang mengajukan
rumus ini. Yamane (1967) adalah referensi tertua dimana rumusnya dapat
ditemukan.
Nampaknya
rumus Slovin ini adalah rumus yang populer yang berasal dari tradisi turun
menurun yang diajarkan guru kita. Meskipun demikian, dokumen tertulis yang
menyebutkan siapakah sesungguhnya Slovin itu masih belum jelas. Jadi, nampaknya
kita perlu memutuskan rantai ajaran turun-temurun ini, dan menjadikan rumus
Slovin ini sebagai guyonan statistik saja, seperti yang dilakukan para ahli
metodologi di Barat sana. Khususnya bagi teman-teman peneliti yang memang
mengincar publikasi ke jurnal internasional, jangan sampai nanti malah artikel
kita yang jadi guyonan karena masih menggunakan rumus yang tidak jelas
asal-usulnya.
Referensi
Ryan,
T. (2013). Sample Size Determination and
Power. John Wiley and Sons.
Yamane,
T. (1967). Statistics: An Introductory
Analysis, 2nd Edition, New York: Harper and Row.
Setuju Mas, aku juga kesulitan nyari asal usul rumus Slovin ini. Kalau googling, rumus ini sepertinya hanya populer di Indonesia dan Filipina.
ReplyDeleteUsut punya usut, rumus Slovin ini pertama kali ditulis oleh Yamane Taro, namun saya belum mencari tahu lebih jauh
Great reading your ppost
ReplyDelete"Best Montessori Preschool in Pinner aims to provide a nurturing, safe and fun environment helping children to develop to their fullest potential. Nursery in pinner
ReplyDelete"